100 Mahasiswa Apoteker Fakultas Farmasi UMI Ikut Pencerahan Qalbu

Author Website UMI

/

Makassar, umi.ac.id Mahasiswa Program Profesi Apoteker Fakultas Farmasi Universitas Muslim Indonesia (UMI) mengikuti Program Pencerahan Qalbu (PQ) di Pesantren Unggulan Mahasiswa Darul Mukhlishin UMI Padanglampe, Pangkep.

Kegiatan yang berlangsung selama tiga hari (Kamis-Sabtu, 20-22 Juni 2024) ini diikuti sebanyak seratus mahasiswa. Dalam kesempatan itu, tampak hadir Wakil Rektor IV UMI Dr.KH.M.Ishaq Samad, MA, Direktur Pesantren Syeikh Dr.KH. M.Zain Irwanto, MA, Asisten Direktur, dan sejumlah dosen pembina pesantren.

Dr, KH Ishaq Shamad, MA, ddidaulat membawakan materi bertemakan tentang “Pencerahan Qalbu Sebagai Program Unggulan UMI”. Ia menjelaskan sejumlah keunggulan Program Pencerahan Qalbu UMI dalam pembentukan karakter mahasiswa, diantaranya proses pembiasaan zikir dan doa dengan ciri khas yang dapat menenangkan qalbu.

“Sebagaimana firman Allah ‘Alaa Bizikrillaahi Tathmainnul Qulub’, hanya dengan berzikir kepada Allah, hati menjadi tenang,” terang Alumni Fakultas Agama Islam (FAI) UMI itu.

Selain itu, kata Ketua Umum DPP IMMIM tersebut, berbagai aktifitas juga dilaksanakan berjamaah, dan menumbuhkan kebersamaan, baik dalam hal ibadah shalat jamaah di masjid, maupun aktifitas lainnya di luar masjid, seperti makan berjamaah, dan lain-lain.

“Keunggulan lain Pencerahan Qalbu UMI, adalah menumbuhkan rasa ikhlas menjalankan berbagai aktifitas mulai jam 3 dini hari sampai jam 22.00 malam, sebagaimana nama pesantren unggulan ini ‘Darul Mukhlishin’ tempat orang-orang yang ikhlas,” sebutnya.

Dikatakan, M Ishaq Shamad, kebutuhan manusia, bukan hanya untuk jasmani, tetapi kebutuhan rohani dan spiritualitas. Di Pesantren mahasiswa inilah ditemukan nutrisi rohani dan spiritualitas, sehingga Allah Swt, terasa sangat dekat di hati.

Selain itu diajarkan dibiasakan sejumlah karakter yang menjadi ciri khas pesantren mahasiswa ini, diantaranya taat, syukur, ikhlas, jujur, disiplin, kasih sayang, saling menghargai, toleran, cinta alam, dan cinta tanah air.

Salah seorang peserta, Indah, menyampaikan bahwa perasaan hatinya sangat tenang, terutama saat zikir dan doa di masjid. Selain itu, ia juga merasakan kebersamaan dan saling menghargai di kalangan sesama mahasiswa.

Demikian pula Isna, mahasiswi yang lain, menyatakan sangat senang mengikuti kegiatan ini secara offline, sehingga ia bisa merasakan langsung nuangsa zikir dan ibadah secara berjamaah.

“Karena waktu S1 saya ikut PQ secara online di masa pandemi Covid 19,” tutupnya. (*)

SHARE ON