Diikuti PT LLDikti IX, XIV, dan XVI, FIKOM UMI Tuan Rumah Sosialisasi dan Pendalaman Instrumen Akreditasi 2.0

Author Website UMI

/

Makassar, umi.ac.id – Fakultas Ilmu Komputer (FIKOM) Universitas Muslim Indonesia (UMI) didaulat menjadi tuan rumah pelaksanaan Sosialisasi dan Pendalaman Instrumen Akreditasi 2.0.

Kegiatan yang berlangsung selama dua hari pada Senin-Selasa 30 Juni – 1 Juli 2025 ini untuk mendalami intrumen akreditasi 2.0 yang diberlakukan oleh Lembaga Akreditasi Mandiri Informatika dan Komputer (LAM INFOKOM).

Sosialisasi yang dilaksanakan LAM INFOKOM ini merupakan kali kedua penempatan kegiatan di FIKOM UMI. Selama dua hari, peserta akan diberikan materi untuk hari pertama, sedangkan untuk hari kedua akan ada diskusi dan presentasi.

Terpantau, peserta diikuti sebanyak 33 perguruan tinggi yang berasal dari berbagai perguruan tinggi di bawah naungan Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDikti) Wilayah IX, XIV, dan LLDikti Wilayah XVI.

Dalam kesempatan itu, Rektor UMI Prof. Dr. H Hambali Thalib, SH, menjelaskan, MH, sosialisasi ini merupakan agenda penting, apalagi sebagai tuan rumah, Fikom UMI menargetkan akreditasi Unggul dalam waktu dekat.

“Sosialisasi ini harus dilakukan karena jangan sampai ada aturan baru dan kita tidak ketahui. Untuk memacu mutu dalam akreditasi, UMI saat ini tengah bekerjasama dengan berbagai industri Teknologi Informasi, salah satunya dengan PT Reudji,” bebernya.

“Momen ini sangat strategis, saya berharap ini menjadi rujukan dalam rangka pemantapan akreditasi kepada seluruh Perguruan tinggi penyelenggara INFOKOM,” sambungnya.

Sementara Kepala Bagian Umum LLDIkti IX, Syahruddin ST, MM, mengungkapkan, kegiatan ini tidak lain merupakan amanah dari Permendikbudristek nomor 53 tahun 2023 tentang Penjaminan mutu Pendidikan Tinggi.

“Kegiatan ini dijalankan merupakan amanah dari Permendikbudristek 53 tahun 2023 tentang Penjaminan Mutu Pendidikan Tinggi. Sehingga kegiatan dapat dikategorikan bersifat wajib,” tegasnya.

“Instrumen akreditasi sebagai salah satu tolak ukur utama dalam mutu Perguruan tinggi tentu sangat relevan dengan kebutuhan masyarakat. Akreditasi 2.0 yakni tentang adaptasi dan dirancang bagaimana output agar mengarah ke kebijakan Perguruan tinggi kita,” tutupnya. (*)

SHARE ON