Makassar, umi.ac.id – Salah satu dosen terbaik Fakultas Kedokteran Universitas Muslim Indonesia (UMI), Dr. dr. Syamsu Rijal, Sp.PA, M.Kes, yang juga Direktur SDM, Pendidikan, Penelitian, dan Pengabdian RS Ibnu Sina YW UMI, resmi menyandang gelar Doktor (S3).
Ini diraihnya setelah sukses mempertahankan disertasi dalam Sidang Promosi Doktor yang digelar di Aula Pusat Program Pendidikan Spesialis Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin, Kamis (3/7/2025).

Gelar doktor diraihnya dalam bidang Ilmu Kedokteran melalui penelitian bertema “Pengaruh Pemberian Ekstrak Sawo Manila (Manilkara zapota L) terhadap Ekspresi TNFα, TGFβ1, dan Gambaran Histopatologi Lambung yang Diinduksi Etanol Absolut. “
Dalam disertasinya, Wakil Dekan III (2018-2021) dan Wakil Dekan I (2022-2023) Fakultas Kedokteran UMI ini mengangkat isu hiperasiditas lambung dan tukak gastroduodenal yang kerap terjadi akibat konsumsi alkohol berlebih dan penggunaan jangka panjang obat antiinflamasi nonsteroid.
Dokter Ijal, sapaan akrabnya menyoroti potensi buah Manilkara zapota yang kaya senyawa metabolit sekunder seperti tanin, flavonoid, dan saponin yang dikenal sebagai antioksidan, antiinflamasi, dan imunomodulator yang berpotensi mendukung terapi ulkus lambung.
Dalam disertasinya, Dokter Ijal, mengangkat judul ’Pengaruh Pemberian Ekstrak Sawo Manila (Manilkara zapota L) terhadap Ekspresi TNFα, TGFβ1 dan Gambaran Histopatologi Lambung yang Diinduksi Etanol Absolut. Buah Manilkara zapota mengandung senyawa metabolit sekunder seperti tanin, flavonoid, dan saponin, yang berpotensi sebagai antioksidan, antiinflamasi, dan imunomodulator dalam terapi ulkus lambung.
“Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh ekstrak buah muda M. zapota terhadap ulkus lambung pada tikus Wistar yang diinduksi etanol absolut,” jelas alumni FK UMI juga Wakil Dekan III (2018-2021) dan Wakil Dekan I (2022-2023) FK UMI itu.

Penelitian ini menggunakan desain eksperimental post-test only control group dengan empat kelompok uji: kontrol negatif (Na-CMC 0,5%), kontrol positif (C. burmannii 25 mg/kgBB), serta kelompok perlakuan dengan ekstrak M. zapota dosis 100 mg/kgBB dan 300 mg/kgBB. Parameter yang dinilai meliputi jumlah dan kedalaman ulkus, densitas sel radang, serta ekspresi imunohistokimia TNFα dan TGFβ1.
Hasil penelitiannya, disebutkan Dokter Ijal, menunjukkan bahwa pemberian ekstrak M. zapota efektif dalam mengurangi jumlah ulkus lambung pada hari ke-1, 3, dan 5.
“Namun kurang efektif dalam menurunkan kedalaman ulkus pada hari ke-3 dan 5. Ekstrak ini tidak berpengaruh signifikan terhadap densitas sel radang maupun ekspresi TNFα dan TGFβ1. Dinamika ekspresi TNFα mengalami penurunan dari fase inflamasi awal ke fase pemulihan, sedangkan TGFβ1 meningkat secara bertahap untuk mendukung penyembuhan jaringan,” bebernya.
Terpantau hadir menyaksikan prosesi Promosi Doktor kali ini antara lain Wakil Rektor (WR) II UMI Prof. Dr. Ir. Zakir Sabara, MT IPM, ASEAN Eng, WR IV UMI Dr. K.H M Ishaq Shamad, MA, Pimpinan Fak. Kedokteran UMI, serta keluarga besar RS Ibnu Sina YW UMI. (*)