Dokter Fadil, Dosen FKG UMI Resmi Raih Gelar PhD dari Jepang

Author Website UMI

/

Jepang, umi.ac.id – Universitas Muslim Indonesia (UMI) kembali mencatat capaian internasional melalui penyelesaian studi pada program Strata 3 (Doctor of Philosophy) di kampus ternama.

Dosen UMI tersebut adalah drg. Fadil Abdillah Arifin, PhD, Sp.KG. Ia adalah akademisi Fakultas Kedokteran Gigi (FKG) UMI yang menyelesaikan Program PhD di Medical Research Shimane University, Jepang.

Dalam disertasinya, Dokter Fadil, mengangkat topik disertasi berjudul Comparison of oral health-related quality of life among endodontic patients with irreversible pulpitis and pulp necrosis using the oral health-related endodontic patient’s quality of life scale’.

Dalam Bahasa Indonesia, judul disertasi ‘Perbandingan Kualitas Hidup yang Berkaitan dengan Kesehatan Mulut pada Pasien Endodontik dengan Pulpitis Irreversibel dan Nekrosis Pulpa Menggunakan Skala Kualitas Hidup Pasien Endodontik yang Berkaitan dengan Kesehatan Mulut’.

Dalam abstrak penelitiannya, Dokter Fadil, menuliskan, Studi kohort prospektif ini bertujuan untuk menjelaskan perbedaan efek jangka panjang terhadap kualitas hidup yang berkaitan dengan kesehatan mulut (OHRQoL) pada pasien yang menjalani perawatan endodontik untuk pulpitis irreversibel dan nekrosis pulpa, menggunakan skala kualitas hidup pasien endodontik yang berkaitan dengan kesehatan mulut (OHQE) yang baru dikembangkan.

Studi ini melibatkan 131 pasien yang didiagnosis dengan pulpitis irreversibel dan nekrosis pulpa. Data komprehensif mengenai latar belakang pasien, riwayat medis, dan riwayat gigi dikumpulkan. Skala OHQE diberikan kepada setiap pasien sebanyak tiga kali: sebelum dan sesudah perawatan endodontik, serta dua minggu setelah perawatan endodontik sebagai tindak lanjut.

“Analisis statistik dilakukan menggunakan model campuran linear untuk pengukuran berulang terhadap perubahan skor OHQE dari waktu ke waktu pada kasus pulpitis irreversibel dan nekrosis pulpa,” jelasnya.

Sementara, Pasien terdiri dari 48 (36,6%) laki-laki dan 83 (63,4%) perempuan dengan usia rata-rata 36,2 tahun (simpangan baku 12,6 tahun). Dari jumlah tersebut, 62 (47,3%) menderita pulpitis irreversibel dan 69 (52,7%) menderita nekrosis pulpa. Perbandingan dalam kelompok menunjukkan adanya peningkatan skor OHQE seiring waktu pada kedua kelompok (p < 0,001).

Ia melanjutkan, perbandingan antar kelompok tidak menunjukkan perbedaan signifikan pada titik waktu mana pun. Tidak ditemukan interaksi atau perubahan dari waktu ke waktu antara kedua kelompok. Tidak ada perbedaan dalam peningkatan kualitas hidup setelah perawatan endodontik antara kedua kelompok penyakit, dan keduanya menunjukkan peningkatan seiring waktu.

“Namun, harapan pasien terhadap perawatan endodontik tetap tidak berubah setelah perawatan. Oleh karena itu, penyedia layanan gigi sebaiknya mempertimbangkan untuk menjelaskan nilai dari perawatan endodontik kepada pasien dan menekankan langkah-langkah yang berkontribusi terhadap kepuasan pasien,” tutupnya.

SHARE ON