Dosen FPIK UMI Hadiri Konferensi Internasional FUSE 2.0 di Malaysia

Author Website UMI

/

Malaysia, umi.ac.id Delegasi Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK) Universitas Muslim Indonesia (UMI) berpartisipasi dalam Food Sustainability & Security International Conference (FUSE 2.0) di Universiti Malaysia Terengganu (UMT), 22–24 September 2025.

Konferensi bertajuk ‘Blue and Green Frontiers: Transforming Challenges Into Global Solutions’ ini diikuti oleh Delegasi FPIK UMI yang dipimpin langsung oleh Dekan FPIK UMI, Prof. Dr. Ir. Abdul Rauf, S.Pi., M.Si., dan dosen (peneliti) Andi Hamdillah, S.Pi., M.Sc, sebagai presenter.

Dalam forum internasional tersebut, FPIK UMI menampilkan riset terbaru tentang potensi antibakteri dari mangrove untuk kesehatan udang. Penelitian itu berjudul “Antibacterial Activity of Various Mangrove Species from Bulukumba Regency Against Vibrio parahaemolyticus”.

Presentasi yang dipaparkan oleh Andi Hamdillah, S.Pi., M.Sc ini menyoroti pemanfaatan spesies mangrove, seperti Rhizophora apiculata dan Avicennia officinalis, dari Kabupaten Bulukumba, Sulawesi Selatan, sebagai sumber antibakteri alami yang berpotensi dijadikan feed supplement dalam budidaya udang.

Pendekatan ini dinilai ramah lingkungan sekaligus menjadi solusi untuk mengatasi penyakit Acute Hepatopancreatic Necrosis Disease (AHPND) yang disebabkan oleh bakteri Vibrio parahaemolyticus.

Konferensi internasional ini diikuti oleh peneliti, akademisi, dan praktisi dari berbagai negara, termasuk Malaysia, Indonesia, Jepang, Taiwan, Rusia, dan Pakistan. Forum tersebut menjadi ajang strategis pertukaran pengetahuan, diskusi ilmiah, serta peluang kolaborasi riset di bidang ketahanan pangan, perikanan, dan keberlanjutan lingkungan.

Prof. Abdul Rauf menyampaikan bahwa riset ini membuka peluang pengembangan solusi inovatif bagi industri perikanan global. Mangrove memiliki potensi luar biasa sebagai bahan antibakteri alami. Pemanfaatannya bukan hanya relevan untuk mendukung kesehatan udang di Indonesia, tetapi juga dapat diaplikasikan di negara-negara lain penghasil udang.

“Melalui forum ini, kami berharap riset yang dilakukan FPIK UMI dapat dikembangkan lebih lanjut melalui kolaborasi internasional dan diterapkan di lapangan,” ujarnya.

Ia juga menegaskan bahwa partisipasi FPIK UMI di FUSE 2.0 merupakan langkah penting dalam memperkuat jejaring akademik internasional, meningkatkan kualitas riset, dan memperluas kontribusi Indonesia di bidang perikanan berkelanjutan.

Selain itu, kehadiran FPIK UMI di konferensi ini juga merupakan tindak lanjut (implementasi) dari kerja sama antara UMI dan UMT. Sebelumnya, kedua institusi telah menandatangani Memorandum of Understanding (MoU) pada 24 Februari 2025 serta Letter of Intent (LoI) antara Faculty of Fisheries and Food Science UMT dan FPIK UMI saat kegiatan benchmarking pada 30 Oktober 2024. (*)

SHARE ON