FK UMI Kukuhkan 118 Lulusan Kedokteran dalam Rapat Senat Yudisium dan Pengucapan Sumpah Dokter: Tandai Lahirnya Dokter Profesional Berintegritas dan Berjiwa Kemanusiaan

Author Website UMI

/

Makassar, umi.ac.id – Fakultas Kedokteran Universitas Muslim Indonesia (UMI) menggelar Rapat Senat dalam rangka Yudisium dan Pengucapan Janji Sarjana Kedokteran serta Pengucapan Sumpah Dokter sebagai penanda berakhirnya seluruh rangkaian proses akademik mahasiswa Program Sarjana Kedokteran dan Profesi Dokter.

Kegiatan akademik yang sarat makna ini dilaksanakan di Phinisi Ballroom, Claro Hotel, Jalan AP Pettarani, Makassar, pada Rabu, 31 Desember 2025. Momentum ini menjadi simbol transisi mahasiswa menuju fase pengabdian profesional di bidang kesehatan dan kemanusiaan.

Rapat Senat diawali dengan pelaporan capaian akademik tiga tahun terakhir yang disampaikan oleh Wakil Dekan I Fakultas Kedokteran UMI, Dr. dr. Ida Royani, M.Kes., MHPE., FFRI.

Dr. Ida menyampaikan bahwa pada yudisium kali ini, Fakultas Kedokteran UMI mengukuhkan 11 orang Sarjana Kedokteran (S.Ked) dan 107 orang Dokter (dr). Dengan penambahan tersebut, jumlah alumni Fakultas Kedokteran UMI hingga saat ini mencapai 3.406 orang.

Rektor UMI, Prof. Dr. H. Hambali Thalib, S.H., M.H., dalam sambutannya menegaskan bahwa kualitas diri dan integritas personal merupakan kunci utama dalam menghadapi tantangan masa kini dan masa depan, khususnya di dunia kesehatan yang terus mengalami dinamika.

Prof Hambali menekankan bahwa proses pendidikan di Fakultas Kedokteran UMI merupakan perjalanan panjang yang membentuk karakter, keilmuan, dan tanggung jawab moral mahasiswa. Kepada para lulusan yang akan mengucapkan sumpah dan janji profesi, Rektor berpesan agar amanah tersebut dijaga dengan penuh kesadaran.

“Menjadi dokter bukan semata tentang profesi, tetapi tentang kemanusiaan. Peganglah amanah itu dengan sebaik-baiknya,” ujarnya.

Lebih lanjut, Prof. Hambali Thalib mengingatkan bahwa perubahan kebijakan pemerintah di sektor kesehatan merupakan tantangan nyata yang menuntut kesiapan institusi dan individu. Namun demikian, kondisi tersebut juga menghadirkan peluang bagi para dokter muda untuk berkontribusi secara lebih luas.

“Pemerintah masih membutuhkan tenaga dokter. Kebijakan yang dinamis adalah tantangan sekaligus peluang. Jagalah nama baik almamater UMI. Jaket almamater bisa dilepas, tetapi jiwa sebagai dokter alumni UMI, yang berilmu amaliah, beramal ilmiah, berakhlakul karimah, dan berdaya saing tinggi, harus terus melekat,” tegasnya.

Sementara itu, Dekan Fakultas Kedokteran UMI, Dr. dr. Nasrudin AM, Sp.OG(K), Subsp. Obginos, MARS, M.Sc., FISQua, AIFO-K, dalam sambutannya menekankan bahwa Fakultas Kedokteran UMI tidak hanya mencetak tenaga medis yang kompeten, tetapi juga membentuk insan yang memberi kemanfaatan bagi sesama, khususnya dalam bidang kedokteran dan kemanusiaan.

Alumni FK UMI ini juga menyampaikan apresiasi kepada para orang tua atas doa dan pengorbanan yang telah mengantarkan putra-putrinya hingga mencapai tahap ini.

“Doa dan keringat orang tua akhirnya menghantarkan anak-anak kita menjadi pribadi yang baik dan bermanfaat. Karena mereka adalah orang-orang baik yang melakukan kebaikan, maka pada akhirnya kebaikan pula yang akan mereka peroleh,” tuturnya.

Lanjut dikatakan, kegiatan yudisium dan pengucapan sumpah ini diharapkan menjadi awal pengabdian para lulusan Fakultas Kedokteran UMI sebagai dokter yang profesional, berintegritas, dan menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan dalam setiap pelayanan kepada masyarakat.

Dalam kesempatan tersebut, juga dilaksanakan penyerahan piagam penghargaan dari Presiden AMDA Indonesia, Prof. dr. H. Syarifuddin Wahid, Ph.D., Sp. PA (K)., Sp. F., DFM kepada Rektor Universitas Muslim Indonesia dan Wakil Rektor UMI sebagai bentuk apresiasi atas kemitraan dan kolaborasi dalam penanganan bencana di wilayah Sumatera dan Aceh.

Sebaliknya, Rektor UMI juga menyerahkan piagam penghargaan kepada AMDA International, AMDA Indonesia, Pimpinan Fakultas Kedokteran UMI, serta Tim Relawan UMI yang berada di bawah koordinasi Fakultas Kedokteran UMI, atas dukungan dan kontribusi nyata dalam bantuan kemanusiaan bagi korban bencana di Sumatera dan Aceh.

Pemberian penghargaan ini mencerminkan komitmen bersama dalam memperkuat sinergi institusi pendidikan, organisasi kemanusiaan, dan tenaga medis dalam merespons bencana secara cepat, profesional, dan berorientasi pada nilai-nilai kemanusiaan.

(HUMAS)

SHARE ON