Komisaris Perdagangan Kedubes Kanada Kunjungi UMI: Bahas Potensi Kolaborasi Pendidikan dan Perdagangan

Author Website UMI

/

Makassar, umi.ac.id – Universitas Muslim Indonesia (UMI) menerima kunjungan kehormatan dari Komisaris Perdagangan Kedutaan Besar Kanada untuk Republik Indonesia, Julia Parkey, dalam rangka silaturahmi sekaligus penjajakan peluang kerja sama di bidang pendidikan tinggi dan sektor strategis lainnya antara UMI dan institusi di Kanada.(6/8)

Kunjungan yang berlangsung di Menara UMI ini disambut langsung oleh Rektor UMI, Prof. Dr. H. Hambali Thalib, SH., MH., bersama jajaran pimpinan universitas.

Prof. Hambali dalam pertemuan tersebut, menyampaikan apresiasi dan terima kasih atas kunjungan tersebut dan memperkenalkan secara singkat profil UMI sebagai lembaga pendidikan dan dakwah dan telah terakreditas UNGGUL untuk kedua kalinya oleh Ban PT 

“UMI memiliki 13 fakultas, 1 Program Pascasarjana (Magister dan Doktor), serta dua Rumah Sakit, yaitu Rumah Sakit Pendidiaj Ibnu Sina YW UMI dan Rumah Sakit Islam Pendidikan Gigi dan Mulut YW UMI  sebagai pusat layanan pendidikan dan pengabdian masyarakat. Kami  memiliki lebih dari 23.000 mahasiswa, didukung oleh sekitar 1.000 dosen dan 500 tenaga kependidikan. Kami sangat terbuka untuk membangun jejaring dan kolaborasi dengan perguruan tinggi di Kanada,” ujar Prof. Hambali.

Lebih lanjut, Rektor menjelaskan bahwa UMI selama ini telah menjalin kerja sama internasional dengan berbagai kampus di kawasan ASEAN, Eropa (termasuk Belanda, Utrecht, dan Leiden), serta Amerika Serikat. Namun, kerja sama dengan institusi pendidikan di Kanada dinilai masih sangat terbuka dan potensial untuk dikembangkan, khususnya dalam bidang akademik, riset, dan pertukaran dosen dan mahasiswa.

“Kami berharap kunjungan ini menjadi awal dari langkah konkret membangun kerja sama strategis dengan perguruan tinggi di Kanada. Apalagi, banyak dosen kami yang berpotensi mengikuti program short course atau beasiswa riset, termasuk pengembangan kurikulum dan kolaborasi riset lintas negara,” tambah Prof. Hambali 

Dalam pertemuan tersebut, Julia Parkey menyampaikan bahwa Kanada sangat terbuka dalam membangun kemitraan internasional, termasuk dengan universitas di Indonesia.  Salah satu mandat dari Departemen Perdagangan Kanada adalah menjembatani kerja sama lintas sektor termasuk pendidikan, pertanian, komunikasi, pertahanan, dan teknologi informasi.

“UMI memiliki potensi besar untuk menjadi mitra strategis bagi  universitas di Kanada. Dengan semakin kuatnya hubungan antara Kanada dan Indonesia, kami berharap ke depan akan terbangun kerja sama yang lebih intens dalam bentuk program beasiswa, pertukaran pelajar, dan joint research,” ungkap Julia Parkey.

 Julia juga menjelaskan bahwa sistem pendidikan di Kanada tidak dikelola oleh satu kementerian nasional, melainkan oleh pemerintah provinsi masing-masing. Sekitar 98% universitas di Kanada bersifat negeri dan mendapatkan subsidi dari pemerintah provinsi, sedangkan universitas swasta hanya mencakup 2%.

Salah satu peluang nyata adalah program short course dan beasiswa semester singkat bagi mahasiswa dan dosen Indonesia.

“UMI, menurut Julia, dapat menghubungi universitas-universitas mitra di Kanada sesuai bidang keilmuan masing-masing fakultas. Seleksi peserta akan dilakukan di tingkat universitas, sementara proses matching dengan kampus Kanada difasilitasi oleh pihak Kedubes dan Departemen Perdagangan Kanada, ujarnya

Selain kerja sama akademik, Julia Parkye juga  juga membahas kemungkinan menjalin jejaring di Sulawesi Selatan untuk pengembangan komoditas perdagangan strategis dan industri kreatif yang bisa dihubungkan dengan pasar Kanada.

“Dengan sejarah panjang dan jejaring luas, UMI memiliki posisi strategis di kawasan timur Indonesia. Potensi ini bisa dimaksimalkan untuk memperkuat kerja sama dalam bidang pendidikan sekaligus sektor ekonomi dan perdagangan,” tutup Julia.

Wakil Rektor V UMI, Bidang Kerjasama dan promois, Prof.Dr. Ir. H. Muhammad Hattah, MS berharap pertemuan ini diharapkan menjadi awal dari penguatan hubungan UMI dan institusi di Kanada, yang akan ditindaklanjuti dalam bentuk nota kesepahaman (MoU), program mobilitas akademik, hingga keikutsertaan dalam konferensi internasional yang melibatkan puluhan universitas dari kedua negara.

SHARE ON