Makassar, umi.ac.id – Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Republik Indonesia (RI) Prof. Yassierli, ST, MT, PhD, ingin menjadikan Universitas Muslim Indonesia (UMI) sebagai pusat sekaligus kampus pertama dalam program Gerakan Produktivits Nasional.
Gerakan ini merupakan upaya peningkatan produktivitas nasional inisiatif dari Kementerian Ketenagakerjaan untuk meningkatkan produktivitas tenaga kerja Indonesia. Gerakan ini diluncurkan pada tahun 2025.
Hal tersebut diungkapkan oleh Prof Yassierli saat mengisi kuliah umum bertajuk ‘Kompetensi, Kesiapan, dan Daya Saing pada Bursa Kerja Nasional dan Global’ di auditorium Al Jibra, Kampus II UMI, Jalan Urip Sumohardjo, Makassar, Sabtu (26/7/2025).

“Gerakan ini bertujuan untuk meningkatkan daya saing Indonesia melalui berbagai program peningkatan keterampilan dan penerapan teknologi di tempat kerja. Saya mau menjadikan UMI sebagai pusat Gerakan Produktif Nasional,” kata Profesor Institut Teknologi Bandung (ITB).
Prof Yassir, menyebutkan, kolaborasi antara institusi ketenagakerjaan dan kampus adalah suatu kearus untuk mempersiapkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang siap kerja dan berkualitas.
“Saya sangat sadar bahwa saya membutuhkan engine birokrasi yang kuat yang ada aktif profesional penuh integritas dan saya menghabiskan cukup banyak effort melakukan transformasi internal dan itu kata kuncinya adalah yang membangun SDM dan kalau Kementerian itu sdm-nya adalah pegawai beserta pejabat-pejabat dan bagi kampus ini adalah tradisi akademiknya, risetnya dan lain-lainya,” bebernya.
Rektor UMI Prof. Dr. H Hambali Thalib, MH, berharap Kementerian Ketenagakerjaan turut mendorong kebijakan yang selaras dengan kebutuhan pasar kerja serta memberi ruang yang adil bagi lulusan perguruan tinggi baik negeri maupun swasta.

“UMI sebagai kampus Islam swasta tertua dan terbesar di Indonesia Timur telah berdiri sejak 1954 dan mencetak lebih dari 120 ribu alumni yang kini aktif di berbagai sektor,” tambahnya.
UMI mengembangkan paradigma sebagai kampus ilmu dan kampus ibadah, dengan misi melahirkan insan profesional yang religius, berintegritas, dan nasionalis. Hal ini terlihat melalui epercayaan pemerintah kepada RS Ibnu Sina YW UMI sebagai rumah sakit pertama di Indonesia Timur yang ditunjuk resmi sebagai pusat pemeriksaan kesehatan pekerja migran Indonesia.
“Ini sejalan dengan komitmen UMI dalam perlindungan pekerja migran dan penguatan kesehatan kerja. UMI siap bersinergi dengan Kementerian Tenaga Kerja untuk mendukung visi revolusi mental, penguatan SDM, serta transformasi ketenagakerjaan yang inklusif dan adaptif terhadap teknologi,” bebernya.

Kuliah Umum ini dihadiri Pejabat Yayasan Wakaf UMI, Rektor dan Wakil Rektor, Pimpinan Fakultas dan Lembaga, Dosen dan mahasiswa. (*)