Kultum Dzuhur Ramadhan, Rektor UMI Bicara Iman dan Logika

Author Website UMI

/

Makassar, umi.ac.id – Rektor Universitas Muslim Indonesia (UMI) Prof.Dr. H. Hambali Thalib, SH, MH, mengisi Kultum bada Shalat Dzuhur bulan Ramadhan di Masjid Nurul Iman, lantai 10 Menara UMI, Jalan Urip Sumohardjo, Makassar, Senin (10/3/2025).

Dalam ceramahnya, Prof. Hambali Thalib mengawali dengan menyampaikan sabda Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim, bahwa siapa pun yang berpuasa dengan penuh keimanan dan mengharapkan pahala, maka dosa-dosanya akan diampuni oleh Allah.

“Ramadhan adalah momen yang tepat untuk meningkatkan kualitas iman kita. Namun, berbicara tentang iman bukanlah perkara yang mudah, karena sifatnya yang abstrak dan tidak dapat diukur secara kasat mata. Iman harus diyakini dan dirasakan keberadaannya,” ungkap Prof Hambali.

Profesor Fakultas Hukum UMI itu, melanjutkan, tidak semua hal dapat dijangkau oleh logika manusia. Banyak orang berpikir bahwa sesuatu hanya bisa dianggap benar jika dapat dibuktikan secara rasional. Namun, dalam Islam, terdapat banyak hal yang tidak dapat dijangkau oleh akal manusia, tetapi tetap harus diyakini sebagai bagian dari keimanan.

Sebagai contoh, perjalanan Rasulullah SAW dalam menerima perintah salat lima waktu. Secara logika, perjalanan dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa dalam waktu singkat tampak mustahil. Namun, dengan iman, kita meyakini bahwa hal tersebut adalah bagian dari mukjizat yang diberikan oleh Allah SWT.

“Islam sangat menekankan pendekatan iman, yaitu mempercayai adanya kekuasaan Allah, meyakini kebenaran kitab suci-Nya, serta beriman kepada hal-hal gaib yang telah dijelaskan dalam ajaran Islam,” lanjutnya.

Pada kesempatan tersebut, Prof. Hambali juga mengajak seluruh civitas akademika UMI untuk menjadikan bulan suci Ramadhan sebagai momentum meningkatkan kesadaran spiritual.

Menurut Pakar Hukum Tata Negara UMI itu, Ramadhan bukan hanya sekadar menahan lapar dan dahaga, tetapi juga menjadi latihan untuk lebih memahami dan mengamalkan nilai-nilai keimanan.

“Kesadaran ini tidak cukup hanya dalam bentuk keyakinan semata, tetapi juga harus diwujudkan dalam tindakan nyata, seperti meningkatkan ibadah, memperbanyak amal kebaikan, serta memperkuat hubungan dengan Allah dan sesama manusia,” tambahnya.

Di akhir ceramah, Prof. Hambali berharap agar keluarga besar UMI dapat menjadikan Ramadhan sebagai kesempatan untuk memperbaiki diri dan meningkatkan kualitas iman.

“Semoga kita semua dapat mengambil hikmah dari bulan suci ini dan menjadi pribadi yang lebih baik di sisi Allah SWT, Aamiin,” tutupnya.

(HUMAS)

SHARE ON