Perpustakaan UMI UMI Gerakkan Literasi Desa Lewat GELISANA : Dari Buku Menuju Perubahan

Author Website UMI

/

Makassar, umi.ac.id – Perpustakaan Utsman bin Affan (PUBA) Universitas Muslim Indonesia (UMI) kembali mengambil langkah nyata dalam memperluas akses literasi melalui program Gerakan Literasi Desa Binaan UMI (GELISANA-UMI), yang dilaksanakan pada 8 hingga 11 Agustus 2025.

Program ini menandai komitmen berkelanjutan UMI dalam mendekatkan sumber ilmu ke tengah-tengah masyarakat desa.

Melalui GELISANA-UMI, PUBA UMI menembus batas geografis, menapaki jalan-jalan setapak menuju lima desa binaan dengan membawa serta buku, ide, dan semangat perubahan. Dari Desa Kapita hingga Desa Tana Toa, mobil perpustakaan keliling menjadi simbol hadirnya cahaya literasi yang mulai menyala di pelosok Sulawesi Selatan.

Kepala Perpustakaan Utsman bin Affan UMI, Prof. Dr. Ir. Hj. St. Maryam H., MT, saat dihubungi diruang kerjanya, tanggal 15 Agustus 2025, menjelaskan bahwa kegiatan ini dengan menggunakan Mobil Persputakaan Keliling Puba UMI, merupakan langkah awal menyasar lima desa binaan, yakni Desa Kapita, Marayoka, dan Gunung Silanu di Kecamatan Bangkala, Kabupaten Jeneponto, serta Desa Tana Toa di Kecamatan Kajang, Kabupaten Bulukumba.

“Kegiatan literasi awal, menyasar lima desa binaan UMI: Desa Kapita, Marayoka, dan Gunung Silanu di Kecamatan Bangkala, Kabupaten Jeneponto, serta Desa Tana Toa di Kecamatan Kajang, Kabupaten Bulukumba”, sebutnya.

Lebih jauh, Prof. Maryam mengungkapkan bahwa tujuan jangka panjang dari GELISANA-UMI adalah menjangkau seluruh 35 desa binaan UMI yang tersebar di enam provinsi, yakni 29 desa di Sulawesi Selatan, 1 di Sulawesi Barat, 2 di Sulawesi Tenggara, serta masing-masing 1 desa di Gorontalo, Maluku, dan Maluku Utara. Skala program ini mencerminkan visi UMI untuk memperluas akses pendidikan berbasis literasi hingga ke wilayah 3T (Terdepan, Terpencil, dan Tertinggal), ujarnya.

Alumni Fakultas Teknik UMI ini menambahkan bahwa melalui program ini, tidak hanya sekadar memberikan layanan membaca buku grati, program ini juga memfasilitasi diskusi dan membaca kreatif, menciptakan ruang interaksi yang mendorong tumbuhnya budaya belajar.

“Kami ingin masyarakat desa punya akses luas terhadap pengetahuan, sehingga literasi bisa menjadi modal untuk meningkatkan kualitas hidup,” ujar Prof. Maryam.

Lanjut dikatakan Program GELISANA-UMI diharapkan dapat terus berlanjut dan membuktikan bahwa literasi bukanlah sekadar program baca tulis, melainkan sebuah gerakan transformasi sosial. Di balik setiap lembar buku yang dibuka, ada peluang baru yang dihadirkan untuk masyarakat desa.

“Program ini pun dirancang untuk berkelanjutan, melalui pendampingan dan pelatihan rutin agar desa binaan mampu mandiri dalam mengelola perpustakaan dan kegiatan literasi mereka, harapnya.

Dengan pendekatan literasi berbasis komunitas dan keberlanjutan, UMI melalui PUBA tidak hanya membawa ilmu ke desa, tetapi juga menumbuhkan semangat belajar yang tumbuh dari dalam masyarakat itu sendiri. GELISANA-UMI adalah bukti bahwa ketika perguruan tinggi menyatu dengan kebutuhan riil masyarakat, perubahan yang berarti pun bisa diwujudkan.

(HUMAS)

SHARE ON