Pimpinan UMI Hadir di Munas VII APTISI di UNIKOM, Tunjukkan Komitmen PTS   Menuju Indonesia Emas 2045 

Author Website UMI

/

Bandung, umi.ac.id.  Universitas Muslim Indonesia (UMI) kembali menunjukkan kiprahnya di kancah nasional. Tiga pimpinan UMI hadir langsung dalam Musyawarah Nasional (Munas) ke-7 Asosiasi Perguruan Tinggi Swasta Indonesia (APTISI) yang digelar di Universitas Komputer Indonesia (UNIKOM), Bandung, Sabtu (2/8/2025).

Kehadiran tiga pimpinan UMI di UNIKOM Bandung bersama rombongan, tegaskan peran strategis PTS sebagai pusat lnovasi dan SDM unggull.

Acara yang dibuka  secara simbolis melalui prosesi peletakan tangan di atas layar digital oleh Menteri Pendidikan, Sains, dan Teknologi, bersama Ketua Umum  APTISI, Anggota Komisi X DPR RI,  Sekertaris Daerah Jabar, Rektor Unikom selaku Ketua Panitia,   dihadiri oleh Pimpinan UMI, Ketua Pembina YW UMI, Prof. Dr. H. Mansyur Ramly, SE., Msi., Ketua Pengurus YW UMI, Prof. Dr. Hj. Masrurah Mokhtar, MA., dan Rektor UMI, Prof.Dr. H. Hambali Thalib, S.H., M.H.  

Ketua Pembina YW-UMI, Prof. Dr. H. Mansyur Ramly, SE., M.Si., yang juga  Anggota Dewan Pembina APTISI Pusat, memberikan apresiasi tinggi terhadap pelaksanaan Munas ke-7  APTISI  yang digelar di Universitas Komputer Indonesia (UNIKOM), Bandung.

“Alhamdulillah, Munas ke-7 APTISI berjalan lancar. Salah satu capaian penting adalah pembacaan Deklarasi 10 Dasa Bandung sebagai  komitmen bersama untuk membangun bangsa melalui penguatan sumber daya manusia dan pengembangan perguruan tinggi,” ungkap Prof. Mansyur saat ditemui usai acara.

Menurutnya, deklarasi tersebut menjadi landasan strategis dalam mendorong transformasi pendidikan tinggi, khususnya perguruan tinggi swasta sebagai pusat pengembangan human capital resources (sumber daya manusia unggul) yang berdaya saing global.

“Harapan kita tentu agar hasil Munas ini dapat segera diimplementasikan, terutama dalam membangun kekuatan PTS secara kolaboratif. Kita bangun bangsa ini dengan kekuatan human capital, karena SDM unggul adalah fondasi utama kemajuan,” tegasnya.

Senada   Rektor UMI, , Prof.  Hambali Thalib   menekankan pentingnya menjadikan forum ini sebagai ajang refleksi sekaligus langkah konkret dalam memperkuat peran perguruan tinggi swasta   dalam pembangunan nasional.

“Momentum Munas ini harus dimanfaatkan untuk menetapkan program kerja strategis, menyampaikan pokok-pokok pikiran masa depan APTISI, serta memastikan kepemimpinan APTISI ke depan mampu mengakomodasi seluruh aspirasi PTS,” ungkap Prof. Hambali.

Menurutnya, APTISI tidak boleh hanya menjadi forum seremonial, melainkan harus menjadi motor penggerak transformasi pendidikan tinggi, baik dari sisi tata kelola, mutu akademik, maupun responsivitas terhadap dinamika global.

“PTS tidak boleh terus berada di posisi marginal. Sudah saatnya pemerintah memberi  ruang lebih luas agar PTS dapat berkompetisi secara sehat dan melahirkan alumni yang unggul serta berdaya saing global,” tegasnya.

Sementara itu, Ketua Pengurus Yayasan Wakaf  UMI,  Prof. Dr. Hj. Masrurah Mokhtar, MA., menyampaikan bahwa APTISI memiliki peran yang sangat strategis dalam meningkatkan kualitas pendidikan tinggi swasta di Indonesia.

“Munas APTISI ke-7 tahun 2025 ini membahas dua agenda utama, yaitu pembahasan isu-isu aktual dan strategis di lingkungan PTS yang akan dirumuskan sebagai rekomendasi kebijakan pendidikan nasional, serta pemilihan Ketua Umum APTISI Pusat masa bakti 2025–2030,” ungkapnya.

Lebih lanjut, Prof. Masrurah berharap APTISI  harus menjadi lokomotif perubahan untuk memperkuat posisi PTS sebagai pilar utama pembangunan sumber daya manusia Indonesia menuju visi Indonesia Emas 204.

Menteri Pendidikan, Sains, dan Teknologi RI, Prof. Brian Yuliarto, Ph.D., , menyampaikan  orasi strategis bertajuk “Forum Nasional PTS Menuju Indonesia Emas 2045.” Ia menegaskan pentingnya transformasi pendidikan tinggi yang berorientasi pada mutu, inovasi, dan dampak nyata. PTS, sebagai mayoritas lembaga pendidikan tinggi di Indonesia, harus menjadi aktor utama pembangunan SDM unggul dan pusat peradaban baru.

Prof. Brian menyampaikan penghargaan atas terselenggaranya forum nasional ini yang menjadi ruang sinergi Perguruan Tinggi Swasta  seluruh Indonesia dalam mendukung agenda besar bangsa. Ia menyampaikan bahwa visi Indonesia Emas 2045 bukan sekadar wacana, melainkan agenda strategis nasional yang membutuhkan transformasi menyeluruh, khususnya di bidang pendidikan tinggi.

Lanjut dikatakan,Perguruan Tinggi Swasta memegang peran yang sangat vital dalam sistem pendidikan nasional. Di tengah tantangan globalisasi, disrupsi teknologi, dan transformasi sosial, PTS tidak hanya hadir sebagai penyedia pendidikan, tetapi juga sebagai pusat inovasi, pusat pengembangan karakter, dan agen perubahan sosial.

“Indonesia tidak akan bisa menjadi negara maju jika tidak didukung oleh pendidikan tinggi yang kuat, merata, dan berdampak. Dan dalam hal ini, PTS adalah ujung tombaknya.”

Prof. Brian  menyebut PTS sebagai ujung tombak pendidikan tinggi nasional. Dengan jumlah lebih dari 70% institusi pendidikan tinggi di Indonesia, PTS memegang peran vital dalam mendukung pertumbuhan ekonomi dan pencapaian target pendapatan nasional di tahun 2045.Ia juga menggarisbawahi pentingnya kolaborasi PTN–PTS, penguatan riset, dan kesiapan menghadapi era AI dan teknologi disruptif.

Sementara itu, Ketua Umum APTISI Pusat,  Dr. Budi Djatmiko, ditemui disela acara, menyampaikan apresiasi yang tinggi kepada Universitas Muslim Indonesia  khususnya kepada Ketua Pengurus Yayasan Wakaf UMI dan Rektor UMI, atas dukungan berkelanjutan terhadap berbagai kegiatan APTISI, termasuk pelaksanaan Musyawarah Nasional (Munas) ke-7 di Bandung.

“Saya menyampaikan terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada Ketua Yayasan Wakaf UMI dan Rektor UMI yang senantiasa memberikan dukungan penuh untuk APTISI. Semoga UMI dan APTISI senantiasa sukses dan terus bersinergi membangun pendidikan tinggi swasta yang unggul di Indonesia,” ujar Dr. Budi Djatmiko dalam sambutannya.

SHARE ON