Makassar, umi.ac.id – Di era digital yang semakin berkembang, literasi digital menjadi keterampilan yang sangat penting bagi generasi masa kini. Tema ini menjadi sorotan utama kuliah Tamu dan Pakar yang diselenggarakan oleh Program studi Sastra Inggris Fakultas Sastra, Ilmu Komunikasi dan Pendidikan (FSIKP) Universitas Muslim Indonesia (UMI) pada tanggal 6 Mei 2025.
Kegiatan ini dibuka oleh Dekan FSIKP UMI, Dr. Rusdiah, M.Hum yang didampingi oleh Wakil Dekan, ketua Prodi sasing Dr.Abdollah, M.M., M. Pd dan Sekertaris Prodi di lingkup Sastra UMI, serta dihadiri puluhan dosen pengurus Alti dan ratusan mahasiswa yang digelar secara hibrid di Aula Fakultas Sastra Lantai 2 FSIKP UMI.
Dalam Sambutan Dr. Rusdiah yang juga Ketua ALTI UMI menyampaikan ucapan terima kasih kepada pemateri atas kesediaan waktu berbagi materi yang sangat ispiratif dan aktual yang menjawab kebutuhan mahasiswa dalam proses studi dan semakin terampil merespon perkembangan teknologi digital saat ini.
Kuliah Tamu ini dipandu oleh Dosen Muda Prodi Sastra Inggris Muhammad Harun S.Pd.,M.Pd, yang mendampingi pemateri Presiden Asosiasi lingusitik Terapan Indonesia (ALTI) Pusat, Dr. Mainarni Sosilowati, M.Ed yang juga Dosen Prodi Sastra Inggris Fakultas Humaniora UIN Maulana Malik Ibrahim Malang.
Kuliah Tamu ini membahas secara mendalam” Digital Literacies in English Studies : Navigating Literature & Language in the 21st Century” menekankan pentingnya literasi digital dan mengajak mahasiswa terampil, percaya diri, adaptif dan lebih kritis dalam menggunakan kecerdasan buatan (AI) untuk kepentingan tugas, riset dan produksi bidang sastra, komunikasi, dan pendidikan di abad 21.
Meinarni memulai materinya dengan padangan UNESCO bahwa literasi digital tercipta jika dalam mengakses teknologi digital disertai dengan confidance kepercayaan diri saat mencari, mengevaluasi, menggunakan, menciptakan informasi dan kemampuan komunikasi yang bijak dan bermanfaat.
Literasi digital bukan hanya sekadar kemampuan mengakeses secara teknis, tetapi juga lebih kritis dalam memahami informasi yang diperoleh dari berbagai sumber serta kemampuan memproduksi informasi yang berbeda sebagai penyelasaian masalah yang menawakan manfaat dari mahasiswa dalam bidang riset salah satunya dalam mengerjakan skripsi.

Dr. Meinarni menjelaskan iterasi digital merupakn fondasi bagi generasi beradaptasi dengan perubahan zaman, menggunakan teknologi secara efektif dengan prinsip mengecek dan recek informasi dan referensi menjadi kunci untuk sukses.
Mahasiswa jangan hanya tergantung dengan teknologi AI, namun literasi digital seharusnya menjadi solusi untuk penggunaan sehari-hari, kemampuan analisis dan kritis dalam menghadapi informasi yang beragam.
Dr. Meinarni mengajak generasi muda dapat memanfaatkan AI dalam riset dan menjadi orang yang bermanfaat dari kemampuan literasi teknologi untuk merekonstuksi realitas yang ada dengan kemampuan digital liteasi .
AI bukan hanya alat, tetapi juga dapat menjadi mitra dalam proses penelitian. Dengan AI kita menganalisis data besar, menghasilkan temuan yang lebih mendalam dan relevan di bidang sastra, komunikasi, dan pendidikan yang hasilnya terus dievaluasi kebenarannya.
Meinarni menjelaskan bahwa AI sangat membantu peneliti dalam menganalisis teks, menemukan pola, dan bahkan menciptakan karya sastra Dengan menggunakan software peneliti dapat mengeksplorasi makna yang lebih dalam karya sastra dan mengidentifikasi tren yang mungkin tidak terlihat dengan analisis manual, termasuk menganalisis perilaku audiens.
Meinarni menekankan kepada mahasiswa memiliki kompentensi kritikal user, dan data literasi dengan bijaksana dalam proses berselancar, mancari dan memfilter data sehingga tidak lagi terjebak dengan memindahkan saja informasi secara langsung atau copy paste jika mengerjakan tugas seperti yang banyak terjadi saat ini, namun mahasiswa kritis, mengolah dan menganalisis literatur yang ada.
Berdasarkan kemampuan tersebut jika dilengkapi kemampuan kolaborasi serta integritas akan menjadikannya sangat dibutuhkan dalam dunia industri saat ini.
Dengan memanfaatkan big data flatform digital lainnya, mahasiswa sebagai peneliti juga berpotensi menjadi konten creator dan copy writer yang handal dapat memproduksi memahami pesan disampaikan dan diterima oleh masyarakat merancang strategi komunikasi yang lebih efektif.
Dunia AI merevolusi cara pengajaran dan menciptakan pengalaman belajar yang lebih personal dan adaptif jika mahasiswa menggunakan dengan kritikal, Sistem pembelajaran dengan AI harus kita kendalikan dapat menyesuaikan materi ajar yang harus dikendalikan sesuai dengan kebutuhan mahasiswa dan pembelajaran.
Wawasan yang mendalam tentang pentingnya literasi digital tanggung jawab dan upaya bersama, tantangan dalam literasi digital dapat diatasi, dan generasi muda dapat dipersiapkan untuk menghadapi masa depan yang semakin kompleks.
Diakhiri kegiatan ada tanya jawab dari mahasiswa terkait bagaimana strategi menggunakan teknologi digital secara bijak. pemeteri merespon bahwa literasi digital bukan hanya sekadar keterampilan, tetapi merupakan kebutuhan mendasar yang diringi etiket, netiket oleh netizen dengan menjaga kemanaan data pribadi, asas manfaat, dengan sopan dan bijaksana dan dewasa menggunakan media digital.
Jejak digital mencerminkan personal identitas yang jika tidak dijaga secara bijak maka akan menjadi ancaman yang tersimpan di algoritma digital menjadi cerminan mahasiswa, sehingga harus digunakan untuk berbaagi inspirasi dan kemanfaatan sebagai bekal menghadapi tantangan di masa depan, tegas beliau.
(HUMAS)