Makassar, umi.ac.id – Universitas Muslim Indonesia (UMI) terus memperkuat posisinya sebagai salah satu perguruan tinggi Islam terdepan dalam pengembangan riset. Komitmen ini tercermin dalam pelaksanaan kuliah umum bertajuk ‘Roadmap Penelitian Skala Nasional Berbasis Astacita’ di Aula Lantai 3 Fakultas Ilmu Komputer Kampus II UMI, Jalan Urp Suomohardjo, Makassar, Jumat, 11 Juli 2025
Acara tersebut menghadirkan pembicara utama dari Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemendiktisaintek), termasuk Direktur DPPM Prof. apt. I Ketut Adnyana, M.Si., Ph.D., dan Koordinator Penelitian DPPM, Erlin Pusaputri, S.Si., M.Sc. Keduanya memaparkan pentingnya penguatan ekosistem riset nasional dan strategi menuju klaster mandiri di tahun 2025.
Wakil Rektor IV UMI, Dr. Ishaq Samad, turut memberikan penekanan mengenai pentingnya integrasi nilai-nilai Astacita dalam arah dan isi penelitian yang dikembangkan.

“Kita ingin riset yang berdampak nyata, bukan hanya berhenti di jurnal. Riset kita harus menjawab kebutuhan masyarakat dan selaras dengan nilai Islam,” ujarnya.
Menurutnya, keberhasilan UMI sebagai penerima dana riset terbesar adalah hasil kolaborasi antara dosen, pimpinan fakultas, dan LP2S. Tak hanya itu, saat ini sejumlah dosen UMI telah diakui secara nasional sebagai reviewer pada berbagai skema riset nasional, seperti DPP-MDT, DRIB, dan DPP-MDT Saintik.
Kuliah umum ini juga menjadi sarana sosialisasi kebijakan terbaru DPP-MDT, termasuk perubahan regulasi dan pendekatan penyusunan proposal riset yang lebih kompetitif dan adaptif.
Dalam sambutannya, Ketua LP2S UMI, Prof. Dr. H. Baharuddin Semmaila, SE., M.Si., mengungkapkan capaian signifikan UMI dalam hal pendanaan penelitian. Pada tahun ini, UMI berhasil memperoleh total pendanaan riset sebesar Rp6,2 miliar dari RRPG wilayah Singgirina, selain bantuan jurnal senilai Rp52 juta.

“Dana ini telah tersalurkan sekitar 80 persen kepada para peneliti dan dikelola secara transparan melalui kontrak resmi,” jelasnya.
Tidak hanya bergantung pada sumber eksternal, UMI juga menyediakan skema pendanaan internal untuk mendukung dosen yang belum berhasil mengakses hibah nasional. Terdapat tiga skema utama internal yang dibuka: Penelitian Dosen Pemula, Penelitian Kumpulan Fakultas, dan Penelitian Kekesamaan. Melalui skema ini, tercatat sebanyak 270 judul penelitian tengah berjalan, yang melibatkan sekitar 810 dosen dari total 912 dosen UMI.

“Artinya, hampir seluruh dosen kita terlibat aktif dalam kegiatan penelitian. Ini menunjukkan bahwa budaya riset telah tertanam kuat dalam tridarma perguruan tinggi di UMI,” tegas Prof. Baharuddin.
Dalam paparannya, Prof. I Ketut Adnyana menjelaskan bahwa program Diktisaintek Berdampak mendorong terwujudnya kolaborasi antara perguruan tinggi, industri, dan masyarakat.
“Program seperti BPS PTN, PFR, PTRM, hingga PTRB adalah bentuk dukungan konkret dari pemerintah dalam mempercepat hasil riset yang aplikatif. UMI harus memanfaatkan peluang ini sebaik mungkin dalam menjawab persoalan bangsa melalui inovasi.
Sementara itu, Erlin Pusaputri menegaskan bahwa kunci untuk mencapai status klaster mandiri adalah tata kelola riset yang baik dan akuntabel. Menurutnya, perguruan tinggi harus berani mentransformasikan sistem dan budaya riset ke arah yang lebih profesional dan berdampak. (*)