RS Ibnu Sina YW UMI – FK UMI Gelar Seminar Gangguan Mineral dan Tulang pada Penyakit Ginjal Kronik

Author Website UMI

/

Makassar, umi.ac.id Berbagai jenis penyakit telah menjadi momok yang sangat menakutkan dan cenderung kurang dipahami baik sumber dan penyebab utama penyakit. Gangguan Mineral dan Tulang pada Penyakit Ginjal Kronik misalnya.

Hal ini menjadi tema pada seminar yng digelar oleh Rumah Sakit (RS) Ibnu Sina Yayasan Wakaf (YW) UMI dan Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Muslim Indonesia (UMI). Seminar ini dibuka untuk umum.

Kegiatan ini sekaligus sebagai pengabdian masyarakat dan dakwah bertajuk ‘Mengenal Gangguan Mineral dan Tulang pada Penyakit Ginjal Kronik’ di Aula lantai 2 Gedung A – RS Ibnu Sina YW-UMI, Jalan Urip Sumohardjo, Makassar, Jum’at, 6 September 2024.

Narasumber yang dihadirkan yakni dr Indah Lestari Daeng Kanang, SpPD (dokter spesialis penyakit dalam RS Ibnu Sina YW-UMI) serta di moderatori oleh dr Rezky Putri Indarwati Abdullah, M.Kes, FISPH, FISCM (dokter jaga unit Dialisis RS Ibnu Sina YW-UMI).

Dokter jaga unit Dialisis RS Ibnu Sina YW-UMI, dr Rezky Putri Indarwati Abdullah, MKes, FISPH, FISCM menjelaskan, saat ini banyak masyarakat yang tidak paham mengenai gangguan mineral dan tulang pada kronik gagal ginjal kronik.

“Ini sekaligus sebagai penyuluhan awam, karena kebanyakan pasien tidak faham tentang ini”, ucapnya.

Selain memberikan edukasi, para peserta atau pasien yang hadir juga melakukan pemeriksaan kalsium dan fosfat.

“Dalam seminar ini kami juga jelaskan kalau pemeriksaan seperti ini rutin dilakukan setiap tiga sampai enam bulan sekali,” tuturnya.

Ketika ini rutin dilakukan, kata dr Rezky, saat ada saja keluhan dari pasien seperi ngilu lalu dilakukan pemeriksaan ini maka cepat tertangani.

Sebab dengan mendeteksi dini, bisa diketahui dengan cepat apakah seseorang punya gangguan mineral tulang yang lebih cepat muncul atau tidak.

“Ya walaupun biasanya menurut pemaparan, akan mengeluh kalau ada gangguan. Saat mengalami ngilu pada tulang jika adanya penyakit ini, bisa dirasakan ketika penyakit ini sudah berjalan tiga tahun dalam tubuh,” ucapnya.

Sehingga saat pasien mengalami ngilu dan semacamnya, sebenarnya sudah agak terlambat. Padahal sebenarnya ketika diperiksa sejak awal ini bisa dicegah.

Untuk itu dilakukan pemeriksaan hemodialisa atau salah satu terapi pengganti ginjal yang menggunakan alat khusus dengan tujuan mengeluarkan toksin uremik dengan mengatur cairan serta elektrolit tubuh.

Ini merupakan terapi yang paling baik untuk pasien gagal ginjal stadium 5, sebab Ini adalah ikhtiar untuk dilakukan selain melakukan operasi.

“Makanya kami kolaborasi dengan RS Ibnu Sina untuk melakukan ini. Pasalnya yang diajak juga merupakan pasien Ibnu sina yang saat ini melakukan cuci darah,” tuturnya.

Total pasien yang hadir dan dilakukan pemeriksaan sekitar 20 an orang. Sementara untuk proses pemeriksaannya cukup mudah, pasien datang langsung dilakukan pengambilan darah atau vena sekitar 3-5 cc.

Kemudian darahnya diperiksa di lab sekitar tiga hari lalu bisa dilihat hasilnya di tiga hari tersebut.

Koordinator Humas Marketing RS Ibnu Sina YW-UMI, dr Nurhidayat, MKes, DPDK, mengatakan kegiatan ini bakal rutin dilakukan, sebab merupakan salah satu misi rumah sakit yaitu sosial. Misi sosial ini dengan melakukan edukasi kepada masyarakat.

“Ini dilakukan agar masyarakat awam memiliki pemahaman yang benar tentang gagal ginjal dan cuci darah,” tuturnya.

Seperti yang diketahui bersama, dalam pembahasan dijelaskan kalau banyak yang bilang ketika seseorang kena gagal ginjal maka harapannya untuk hidup sudah pupus. Namun hal ini bakal ditepis, dengan dilakukan ikhtiar melalui kegiatan cuci darah atau kegiatan dialisis.

“Jadi kita memakai alat untuk mengganti fungsi ginjal sehingga harapan hidup pasien menjadi lebih lama,” ucapnya.

RS Ibnu Sina sendiri telah mendapatkan izin sejak 2019 untuk melakukan layanan dialisis atau cuci darah kepada pasien.

“Memang kami belum bisa melayani terlalu banyak, sebab dibatasi dengan alat dan SDM. Namun saat ini kapasitas kami bisa melayani bukan hanya dari Makassar saja,” ucapnya.

RS Ibnu Sina menerima bukan cuma pasien umum tetapi juga menerima pasien BPJS Kesehatan untuk kegiatan dialisis. (*)

SHARE ON