Seminar Internasional UMI dan Universiti Malaya, Ulas Kitab ‘Tuhfat Al Nafis’ Karya Raja Ali Haji

Author Website UMI

/

Malaysia, umi.ac.id – Universitas Muslim Indonesia (UMI) dan Universiti Malaya menggelar seminar Internasional bertajuk Rekonstruksi Daulah Madaniah di Indonesia dan Malaysia Berdasarkan Tuhfat Al Nafis,   berlangsung bilik seminar Academy of Islamic Studies Universiti Malaya (20/11).

Seminar yang bertujuan  untuk menggali dan membahas konsep Daulah Madaniyah  dalam konteks sejarah dan perkembangan politik di kedua negara, menghadirkan narasumber  dari Universitas Muslim Indonesia,  Dr. Muhammad Yunus, Dr. Fatma Gobel, dan Dr. Andi Nurwana, SE.,M.Ak. Sedangkan dari Universiti Malaya, hadirkan pembicara Annuar Ramadhan Kasa, Prof. Madya Dr. Ahmad Faisal Abdul Hamid dan dipandu moderator Dr. Muhammad Khalis Ibrahim.

Kegiatan yang dikemas dalam bentuk Forum Group Discussion ini, dihadiri oleh Peneliti dari UMI dan Universiti Malaya yang telah melakukan riset bersama berkaitan dengan Kitab Tuhfat Al Nafiz karya Raja Ali Haji.

Nampak hadir Welcome speech, Ketua Pengurus YW UMI, Prof. Dr. Hj. Masrurah Mokhtar, MA., Plt Rektor UMI, Prof. Dr. H. Hambali Thalib, SH., MH, Wakil Rektor UMI yang juga Direktur JK  Research For Bugis Makassar  Cultural Studies UMI,  Prof.Dr. Ir. H. Muhamamd Hattah fattah, MS dan  Chairman, Department of Islamic History and Civilization Academy of Islamic Studies, University of Malaya, Malaysia Professor. Dr. Mohd Roslan Bin Mohd Nor,

Chairman, Department of Islamic History and Civilization Academy of Islamic Studies, University of Malaya, Malaysia Professor. Dr. Mohd Roslan Bin Mohd Nor, mengungkapkan bahwa seminar ini akan memberikan banyak manfaat bagi hubungan UMI dan Universiti Malaya.

“Hari ini kita sudah melaksanakan seminar internasional bersama antara UMI dan Universiti Malaya. Ini adalah hasil penelitian yang dijalankan bersama antara dua kelompok peneliti dari  UMI dan Universiti Malaya.  FGD hari ini menghadirkan  ada 5 narasumber yang telah menyampaikan materinya berkaitan dengan nasehat nasehat dari Raja Ali Haji,” jelas Prof Roslan.

Sementara itu, Ketua Pengurus YW UMI Prof. Dr. Hj. Masrurah Mokhtar, MA, membeberkan, penelitian yang kemudian dipresentasikan kali ini membuktikn kedekatan secara kebudayaan antara Indonesia dan Malaysia.

“Pertama selamat kepada peneliti dari Indonesia dalam hal ini peneliti dari UMI dan Univerisiti Malaya. Saya kira hasil penelitian ini menunjukan bagiamana sejak dulu hubungan antara Indonesia dan Malaysia memang sudah ada dan terus menerus berlangsung sampai sekarang ini. Semoga kerjasama penelitian kedua lembaga pendidikan memberikan manfaat bagi kedua belah pihak baik kepada institusi maupun kepada peneliti,” bebernya.

Sementara itu, Plt, Rektor UMI Prof. Dr. H Hambali Thalib, SH, MH, riset hingga seminar bersama ini bertujuan untuk memperkaya khasanah pengetahuan dan publikasi ilmiah bagi dosen peneliti UMI dan Univerisiti Malaya.

“Hari ini Pimpinan UMI beserta rombongan peneliti kita baru saja melaksanakan FGD bersama UMI dengan Universiti Malaya,   bagian dari kerjasama riset lintas negara yang bertujuan untuk mengkaji berbagai aspek perkembangan masyarakat madani di kedua negara. Alhamdulillah acara ini berlangsung lancar. Melalui diskusi ini diharapkan tidak hanya membangun sintegitas antara UMI dan Universiti Malaya, juga diharapkan bisa saling memperkaya hasil penelitian antara dua perguruan tinggi. Ini menjadi motivasi bagi para sumber daya terutama di UMI bahwa pada waktunya juga ada ruang mempresentasi karya ilmiah,” terangnya.

Lanjut dikatakan,  dalam diskusi,  berbagai topik penting dibahas, seperti kontribusi masyarakat madani terhadap pembangunan sosial-ekonomi, peran pendidikan dalam membentuk karakter bangsa, serta kolaborasi riset untuk menghadapi tantangan global.

Sedangkan Wakil Rektor V yang juga  Direktur JK Research Centre UMI Prof. Dr. Ir. H Muh Hattah Fattah, MS, membeberkan, program bersama dalam bentuk riset ini telah berjalan untuk tahun ke dua. Sementara program lainnya sudah melebihi dua tahun keterikatan UMI dan Universiti Malaya.

“Ini adalah program tahun ke dua dalam bentuk riset, tetapi dalam bentuk yang lain ini adalah tahun keempat. Hari ini kita memaparkan hasil penelitian yang dibawakan mewakili UMI dari JK Risearch Centre dan jugs perwakilan dari Universiti Malaya,” jelasnya.

Lanjut dikatakan. Tuhfa al nafis, adalah sebuah karya klasik yang menjadi rujukan penting dalam memahami hubungan antara negara, masyarakat, dan etika pemerintahan dalam Islam. Pembicara  memaparkan hasil penelitian  bagaimana nilai-nilai dalam Tuhfa Al-Nafis dapat diterapkan untuk membangun negara madani di era modern, dengan mempertimbangkan tantangan sosial, ekonomi, dan politik yang ada.

SHARE ON