Silaturahmi UMI dan Kerajaan Kelantan, Rektor: Sulawesi dan Kelantan Jauh di Peta namun Dekat di Hati

Author Website UMI

/

Makassar, umi.ac.id Universitas Muslim Indonesia (UMI) kembali menerima kunjungan kehormatan dari pejabat tinggi di bawah naungan Kerajaan Malaysia, yakni Pejabat Menteri Besar Kelantan.

Yang hadir adalah Dato Panglima Perang, Ustaz Dato Haji Mohd Nasuruddin bin Haji Daud, Menteri Besar Kelantan, Malaysia. Beliau didampingi oleh Dato Haji Wan Roslan bin Wan Hamat, Pengerusi Pendidikan, Pendidikan Tinggi dan Inovasi Negeri Kelantan.

Turut hadir juga Dato Kamarudin Mohd Nor, Pengerusi Pelancongan, Kebudayaan, dan Warisan Negeri Kelantan sekaligus Presiden Majlis Kebudayaan Kelantan, serta pimpinan dari Faculty of Science and Technology, Universiti Sains Islam Malaysia (USIM).

Pertemuan yang berlangsung di Auditorium Al Jibra, Kampus II UMI, Jalan Urip Sumoharjo, Makassar, pada Rabu (16/10/2025), ini dihadiri oleh pimpinan Yayasan Wakaf (YW) UMI, Rektor dan Wakil Rektor, serta pimpinan fakultas dan lembaga di lingkungan UMI.

Kegiatan bertema kebudayaan ini dibuka secara khas dengan metode pembawa acara Sinrili (Pasinrili), yaitu seni sastra lisan berupa prosa puitis yang disampaikan secara berirama oleh seorang Pasinrilik dalam bahasa Bugis-Makassar.

Jauh di Peta, Dekat di Hati

Dalam sambutannya, Rektor UMI, Prof. Dr. H. Hambali Thalib, S.H., M.H., menyampaikan bahwa hubungan antara suku Bugis di Sulawesi Selatan dan masyarakat Melayu di Semenanjung tidak hanya sebatas hubungan dagang atau adat, tetapi juga mencakup hubungan dakwah dan penyebaran Islam.

“Pertemuan hari ini bukan sekadar kunjungan, tetapi adalah penyambung kembali ikatan sejarah. Kelantan dan Sulawesi Selatan adalah dua wilayah Islam yang jauh di peta, namun dekat di jiwa. Dua negeri yang sejak dahulu telah berbagi laut, adat, dan marwah. Sulawesi Selatan dikenal sebagai tanah ulama dan pelaut, sementara Kelantan termasyhur sebagai Serambi Mekkah Tanah Melayu,” jelasnya.

“Keduanya berpaksikan Islam, bersendikan ilmu, dan berbudaya luhur. Maka, silaturahmi ini bukan sekadar tatap muka, tetapi merupakan pertemuan dua peradaban yang tengah merajut kembali arah dunia Islam Melayu Nusantara,” lanjutnya.

Prof. Hambali Thalib menambahkan, kunjungan ini menjadi momentum penting untuk mempererat hubungan antara Indonesia dan Malaysia, khususnya dalam konteks bangsa serumpun Melayu.

“Pertemuan ini tidak hanya menjalin persaudaraan, tetapi juga membuka peluang kerja sama konkret di bidang pendidikan, kebudayaan, dan keagamaan. MoU yang akan disepakati mencakup pengembangan akademik, pertukaran mahasiswa, serta penelitian lintas budaya,” ujarnya.

Sementara itu, Ketua Pengurus Yayasan Wakaf UMI, Prof. Dr. Hj. Masrurah Mokhtar, M.A., menegaskan bahwa pihaknya akan terus menjaga hubungan baik dengan Pemerintah Negeri Kelantan.

“Insya Allah, kami akan terus menjaga tali silaturahmi ini karena dalam Islam, menjalin hubungan baik tidak hanya memperpanjang umur dan mendatangkan rezeki, tetapi juga menambah wawasan dan ilmu. Kami berharap ke depan hubungan ini semakin erat dan terus dipertahankan,” tuturnya.

Potensi Kerja Sama dalam Inovasi Digital

Pengerusi Pendidikan, Pendidikan Tinggi dan Inovasi Negeri Kelantan, YB Ustaz Dato Haji Wan Roslan bin Wan Hamat, menyampaikan bahwa pertemuan ini menjadi langkah awal untuk menjalin hubungan akademik dan kebudayaan antara kedua institusi. Salah satu fokus penting adalah pengembangan inovasi digital.

“Kunjungan ini adalah wujud dari upaya kami menjalin silaturahmi dan membuka peluang bagi anak-anak Kelantan untuk menimba ilmu di Indonesia. Kami melihat potensi besar dalam bidang pendidikan dan inovasi digital di UMI,” ujarnya.

Ia juga menambahkan bahwa kesamaan budaya dan nilai-nilai keislaman antara Kelantan dan Sulawesi Selatan menjadi fondasi kuat dalam membangun kerja sama jangka panjang. Menurutnya, UMI adalah perguruan tinggi pertama di Sulawesi Selatan yang diajak bekerja sama oleh Majlis Kebudayaan Negeri Kelantan dalam bidang pendidikan, inovasi digital, dan penguatan nilai budaya.

“Budaya kita sangat mirip, bahkan banyak masyarakat Kelantan yang memiliki darah Bugis. Islam adalah pengikat utama antara kedua wilayah ini,” pungkasnya. (*)

SHARE ON