Makassar, umi.ac.id – Program Wirausaha Merdeka merupakan inisiatif pemerintah melalui Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) untuk mendorong tumbuhnya ekosistem kewirausahaan di kalangan mahasiswa.
Dengan memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk mengembangkan ide bisnisnya secara nyata, program ini diharapkan dapat melahirkan wirausaha-wirausaha muda yang mampu berkontribusi pada perekonomian Indonesia.
Pada program ini, Universitas Muslim Indonesia (UMI) kembali menorehkan prestasi membanggakan. Dalam kompetisi yang ketat, UMI berhasil terpilih sebagai salah satu dari 30 Perguruan Tinggi Akademik (PTA) dari seluruh Indonesia yang berhak menjadi pelaksana Program Wirausaha Merdeka tahun 2024.
Hal tersebut diungkapkan oleh Kepala UPT Manajemen Inovasi dan Inkubasi Bisnis (MIIB) UMI Dr. Asdar Djamereng, SE, MM, saat sosialisasi internal program wirausaha Merdeka di ruang rapat lantai 5 Menara UMI, Jalan Urip Sumohardjo, Makassar, Jumat (6/9/2024).
“Prestasi ini menunjukkan komitmen UMI dalam mencetak generasi muda yang kreatif, inovatif, dan memiliki jiwa kewirausahaan tinggi,” ungkap Asdar Djamereng.
Pada sosialisasi yang diikuti oleh Wakil Dekan III dan Kaprodi ligkup UMI ini, Asdar Djamereng, menjelaskan, sebagai salah satu pelaksana Program Wirausaha Merdeka 2024, UMI mendapatkan kuota sebanyak 200 mahasiswa.
“Jumlah ini menunjukkan kepercayaan besar yang diberikan oleh Kemendikbudristek kepada UMI. Dengan kuota tersebut, UMI berkomitmen untuk membina mahasiswa-mahasiswa terpilih agar dapat menghasilkan produk atau jasa yang bernilai tambah dan memiliki potensi pasar yang luas,” bebernya.
Rektor UMI yang diwakili oleh Wakil Rektor I Dr. Ir. H Hanafi Ashad, ST, MT, IPM, ASEAN Eng, menyebutkan, pada pelaksanaan program wirausaha merdeka ini terbilang sangat sinkron dengan Indikator Kinerja Utama (IKU) perguruan Tinggi. Sehingga hal harus dimaksimalkan oleh semua instrumen terkait.
“Saya berharap kuota yang disediakan ini terpenuhi dengan kuota maksimal karena masuk dalam Indikator Kinerja Utama (IKU) misalnya di IKU II yang berisikan mahasiswa mendapat pengalaman di luar kampus. Ini adalah kesempatan untuk kita,” tuturnya.
“Juga sangat potensial untuk menjawab IKU IV. Saya bisa bayangkan pasti mahasiswa akan berinterasi dengan pelaku usaha. Dan pastinya dosen itu yang mendampingi mahasiswa juga berkomunikasi dengan pelaku usaha. Hal ini nyambung dengan IKU III dimana berisikam dosen malakukan aktivitas di luar kampus,” sambungnya. (*)