Tim PPK ORMAWA PERISAI UMI Dorong Pemberdayaan Masyarakat Ampekale lewat Hilirisasi Tiram Bernilai Ekonomi

Author Website UMI

/

Maros, umi.ac.id Mahasiswa Universitas Muslim Indonesia (UMI) kembali hadir memberikan manfaat langsung ke masyarakat. Ini adalah wujud komitmen dari implementasi Kampus Berdampak serta visi UMI sebagai lembaga pendidikan dan dakwah.

Terbaru, kelompok mahasiswa UMI yang tergabung dalam Tim Program Penguatan Kapasitas Organisasi Kemahasiswaan (PPK ORMAWA) Unit Kegiatan Mahasiswa Universitas Muslim Indonesia (UKM PERISAI UMI) hadir di Desa Ampekale, Kabupaten Maros, dengan program pemberdayaan masyarakat berbasis pangan lokal.

Melalui inovasi sambal tiram, tim berupaya membuka peluang ekonomi baru sekaligus mengangkat potensi hasil laut pesisir. Program ini bertajuk “Pemberdayaan masyarakat nelayan Desa Ampekale melalui hilirisasi produk tiram berbasis blue economy.

Dalam keterangan resminya, Selasa (7/10/2025), kegiatan ini merupakan tindak lanjut dari kegiatan sebelumnya, yakni sosialisasi (02-04 Agustus 2025), penyuluhan (09 Agustus 2025), dan pelatihan (15 Agustus 2025),

Pada pendampingan produksi, warga Ampekale diberi kesempatan mempraktikkan langsung pembuatan sambal tiram. Mereka belajar cara memilih tiram segar, membersihkannya secara higienis, mengolah dengan bumbu khas, hingga mengemas produk dalam botol berlabel sederhana.

Ketua Tim PPK ORMAWA UKM Perisai UMI, Evy Luthfiani, menjelaskan, suasana pelatihan berlangsung interaktif, dengan antusiasme tinggi dari peserta yang saling mencicipi hasil olahan.

“Lewat sambal tiram, kami ingin masyarakat Ampekale melihat bahwa hasil laut lokal bisa lebih bernilai. Bukan hanya untuk konsumsi sendiri, tetapi bisa dikembangkan menjadi usaha keluarga,” jelasnya.

Salah satu warga, Sukma, mengaku, pelatihan ini sangat bermanfaat bagi warga setempat “Biasanya kami hanya menjual tiram mentah dengan harga murah. Setelah ikut kegiatan ini, kami jadi tahu cara mengolahnya jadi sambal. Rasanya enak dan bisa jadi peluang usaha,” ungkapnya.

Dosen pembimbing Dr. Ir. Hj. St. Hadijah, M.P, menambahkan bahwa keberlanjutan program menjadi hal penting karena produk ini tidak hanya memberikan nilai profit namun juga menegasikan identitas kearifan lokal.

“Kami berharap warga bisa melanjutkan produksi sambal tiram secara mandiri. Jika dikelola bersama, sambal tiram dapat menjadi produk khas Desa Ampekale yang tidak hanya bernilai ekonomi, tetapi juga memperkuat identitas lokal,” jelasnya.

Dengan rangkaian kegiatan sosialisasi, penyuluhan, dan pelatihan, pendampingan, dan diikuti evaluasi kedepannya, Tim PPK ORMAWA PERISAI UMI optimis jika inovasi sambal tiram akan menjadi langkah strategis dalam pemberdayaan masyarakat pesisir dan peningkatan ekonomi keluarga di Desa Ampekale. (*)

SHARE ON