Makassar, umi.ac.id – Tim Relawan Gabungan Bencana Banjir Sumatera 2025 Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Muslim Indonesia (UMI) resmi diberangkatkan menuju wilayah terdampak banjir besar di Sumatera, Kamis 4 Desember 2025 pukul 05.35 wita.
FK UMI bekerjasama The Association of Medical Doctors of Asia (AMDA) Indonesia, Asian Medical Students’ Association (AMSA) UMI , dan Tim Bantuan Medis (TBM) 110 FK UMI menuju Medan dengan Tim Dokter dan Mahasiswa FK UMI serta Bantuan Medis dan non Medis.
Pemberangkatan relawan gelombang I ini merupakan Misi kemanusiaan yang menjadi bagian dari respons cepat untuk membantu ribuan warga yang membutuhkan layanan kesehatan darurat akibat bencana banjir.
Tim terdiri atas dokter, tenaga medis, dan mahasiswa kedokteran terlatih dalam penanganan bencana. Mereka ditugaskan memberikan layanan medis primer, triase, edukasi kesehatan lingkungan, serta membantu distribusi logistik medis di beberapa titik banjir yang menjadi prioritas penanganan.
Dekan FK UMI Dr. dr. H. Nasrudin A. Mappaware, Sp.OG(K).,MARS.,M.Sc. dan Presiden AMDA Indonesia Prof. dr. Syarifuddin Wahid, Ph.D. menegaskan bahwa kolaborasi ini merupakan wujud nyata kepedulian institusi pendidikan dan organisasi profesi.

“Kami hadir untuk mendukung masyarakat Sumatera yang sedang menghadapi masa sulit. Sinergi relawan ini menjadi kekuatan penting dalam membantu percepatan pemulihan,” ujarnya.
Keterlibatan dosen dan mahasiswa FK UMI dalam misi kemanusiaan ini juga menjadi bentuk nyata implementasi Program Kampus Berdampak yang diinisiasi oleh Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemendiktisaintek) Republik Indonesia, di mana perguruan tinggi didorong untuk hadir langsung memberikan solusi atas persoalan sosial dan kebencanaan, urainya.
Melalui aktivitas ini, mahasiswa tidak hanya belajar di ruang kelas, tetapi juga mengasah keterampilan profesional, empati sosial, dan kepemimpinan di lapangan, ungkap Alumni Fakultas Kedokteran UMI itu.
Para relawan dijadwalkan bertugas selama beberapa hari dan berkoordinasi dengan PERDATIN SUMUT (Persatuan Dokter Anastesi Sumutera Utara), BNPB serta pemerintah daerah setempat. Respons lintas lembaga ini diharapkan mampu meringankan dampak bencana dan menjaga layanan kesehatan tetap berjalan di lokasi-lokasi kritis, tutupnya.
(HUMAS)
