Malaysia, umi.ac.id – Universitas Muslim Indonesia (UMI) kembali memperkuat jejaring internasionalnya melalui pertemuan dengan Universiti Teknikal Malaysia Melaka (UTeM) di Melaka, Malaysia, Rabu (10/12/2025).
Pertemuan yang merupakan tindak lanjut Memorandum of Understanding (MoU) antara UMI dan UTeM ini bertujuan untuk membicarakan kolaborasi student exchange dan research collaboration UMI dan UTeM.
Pada kesempatan ini, pertemuan tersebut, diikuti oleh UMI melalui Fakultas Ilmu Komputer (FIKOM) UMI UTeM lewat Fakulti Teknologi Maklumat dan Komunikasi (FTMK) kemudian Fakulti Artificial Intelligence dan Security Cuber (FAIX).

Dekan FIKOM UMI Dr. Ir. Purnawansyah, menyampaikan, diskusi berjalan lancar dan sangat produktif, dan menghasilkan keputusan yang sangat baik bagi UMI dan UTeM terutama bagi FIKOM UMI yang akan segera mengirimkan mahasiswa nya untuk mengikuti program pertukaran pelajar pada Tahun 2026.
Dalam kesempatan ini, mewakili pimpinan UMI hadir Wakil Rektor V UMI Prof. Dr. Ir. Muhammad Hatta Fatta, MS. Juga terpantau hadir Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) UMIDr. Syafii Basalamah, M.Si.
Prof Hattah Fattah, mengungkapkan bahwa kunjungan kali ini sifatnya lebih teknis dalam membahas tindak lanjut kerjasama antara UMI dan UTeM.
“Kerja sama ini bukan sekadar implementasi MoU, tetapi sebuah komitmen jangka panjang untuk mencetak talenta digital yang unggul,” ungkapnya.
Sementara pihak UTeM dari Fakulty of Information and Communication Technology Prof. Ts. Dr. Mohd. Sanusi bin Azmi menyampaikan antusiasme serupa dimana kolaborasi ini sebagai peluang strategis untuk memperluas dampak riset dan inovasi regional.
Pertemuan dilanjutkan pada siang hari pada Fakulty of Artificial Intrlligence and Cyber Security (FAIX) yang diterima oleh Ketua Jabatan ICA Dr. Ismail dan Dr Abdul Syukur bin Jaya beserta Tim Dosen FAIX.
Pertemuan hari ini ditutup dengan penyusunan timeline implementasi kegiatan, sebagai langkah awal mempercepat lahirnya program-program konkret yang dapat segera dijalankan.
Kolaborasi UMI–UTeM diharapkan menjadi katalis yang mendorong mahasiswa, dosen, dan peneliti dari kedua negara berada di garda terdepan perkembangan teknologi dan kecerdasan artifisial di Asia Tenggara.
Dalam pertemuan ini, disepakati beberapa fokus kolaborasi, di antaranya;
- Pertukaran mahasiswa dan dosen, termasuk peluang short course, joint teaching, dan program asistensi laboratorium.
- Riset kolaboratif, terus dalam bidang machine learning, keamanan siber, dan teknologi berbasis industri 4.0.
- Penyelenggaraan konferensi, seminar, serta publikasi bersama di jurnal bereputasi internasional. (*)
