UMI & Abdillah Onim Teguhkan Solidaritas Tanpa Batas Untuk Palestina Dari Makassar, Doa dan Aksi Nyata Mengalir ke Gaza

Author Website UMI

/

Makassar, umi.ac.id – Air mata, doa, dan tekad yang tak pernah padam kembali mengalir dari Makassar menuju Gaza. Aktivis kemanusiaan Palestina, Abdillah Onim—yang akrab disapa Bang Onim—menyambangi Universitas Muslim Indonesia (UMI) pada Senin, 11 Agustus 2025, dalam rangka silaturahmi kemanusiaan yang sarat makna.

Dalam pertemuan yang hangat dan penuh keakraban bersama Rektor UMI, Prof. Dr. H. Hambali Thalib, SH., MH, beserta jajaran Wakil Rektor, Bang Onim membagikan kabar langsung dari tanah yang terus bergolak itu.

Suaranya bergetar saat menggambarkan kondisi warga Gaza yang setiap hari hidup di tengah keterbatasan, namun tetap teguh mempertahankan martabat dan kemerdekaan mereka.

“Gaza hari ini masih memerlukan perhatian dunia. Dukungan bukan hanya soal materi, tetapi juga doa dan keberpihakan yang terus digaungkan,” ungkap Bang Onim dengan mata berkaca-kaca.

UMI, dari Makassar untuk Gaza

Rektor UMI menegaskan bahwa solidaritas terhadap Palestina adalah panggilan nurani yang tidak boleh berhenti di kata-kata.

Sebagai bukti, UMI telah menyalurkan bantuan langsung melalui Kedutaan Besar Palestina di Jakarta: tahap pertama Rp 2 miliar dan tahap kedua Rp 1 miliar. Bantuan ini diiringi doa dan komitmen moral seluruh civitas akademika.

“Ini bukan sekadar angka. Ini adalah pesan cinta dan kepedulian dari UMI untuk saudara-saudara kita di Palestina. Kami ingin generasi muda sadar, bahwa kemanusiaan melampaui batas negara dan suku,” tegas Prof. Hambali.

Tak hanya bantuan finansial, UMI juga memberikan beasiswa penuh kepada Noor Arifah, mahasiswa Fakultas Kedokteran asal Gaza, Palestina. Langkah ini diharapkan menjadi jembatan ilmu yang kelak kembali membawa manfaat ke tanah kelahirannya.

Apresiasi dan Harapan

Bang Onim mengapresiasi konsistensi UMI yang selalu berada di garis depan membantu Palestina.

“Bantuan dari UMI bukan hanya menghidupkan dapur rakyat Gaza, tetapi juga menghidupkan harapan. Rakyat Palestina merasa tidak sendirian,” ujarnya.

Pertemuan ini meneguhkan tekad bersama: dari Makassar, suara solidaritas untuk Palestina akan terus bergema, tanpa batas waktu dan tanpa lelah. Tidak hanya melalui bantuan, tetapi juga lewat pendidikan, kesadaran, dan doa yang tak pernah putus.

(HUMAS)

SHARE ON