Makassar, umi.ac.id – Universitas Muslim Indonesia (UMI) menyelenggarakan Shalat Idul Adha 1447 Hijriah di Masjid Umar bin Khattab, Kampus II UMI, Jalan Urip Sumohardjo, Makassar, pada Jumat (6/6).
Kegiatan tahunan ini diikuti oleh sivitas akademika UMI, masyarakat umum, serta jajaran pimpinan universitas dan bertindak sebagai khatib adalah Kepala Lembaga Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya (LP2S) UMI, Prof. Dr. H. Baharuddin Semmaila, SE, M.Si.
“Alhamdulillah, hari ini, adalah hari kemenangan dan kebahagiaan spritual yang dirasakan oleh kaum muslimin, lebih khusus bagi mereka yang menunaikan ibadah haji tahun ini. Sejak kemarin tanggal 9 zulhijjah para tamu Allah berada di padang Arafah sebagai puncak pelaksaaan ibadah haji, mereka menikmati suasana Arafah yang sangat dimuliakan oleh Allah,” jelasnya.
Lanjut dikatakan, bagi kita yang tidak menunaikan ibadah haji, kemarin 9 zulhijjah kita diperintahkan berpuasa untuk mengunggah suasana batin kita akan hari Arafah. Selanjutnya, hari ini hingga 13 zulhijjah kita menjalankan syiar tahunan Islam yaitu menyembelih hewan qurban,” sambungnya.

Dalam khutbahnya, Prof Bahar mengulas hikmah dan makna ibadah qurban yang dikaitkan dengan tiga bentuk investasi: sosial, spiritual, dan ekonomi.
Orang yang berqurban bukan hanya menunjukkan kedermawanan sosial, tapi juga memperkuat ikatan spiritual dengan Allah, serta turut menggerakkan ekonomi lokal. Pertama, Investasi Sosial, orang yang mampu lalu menyembelih hewan qurban adalah orang yang dermawan dan disenangi oleh orang lain.
Ini berarti bahwa ia melakukan investasi sosial di tengah masyarakat. Kedua, investasi spiritual, Bertadhiah merupakan bentuk ikrar seorang muslim yang bertaqarrub kepada Rabbnya melalui qurban; sehinga orang yang berqurban disunnahkan untuk menyaksikan qurbannya seraya membaca ketika melihat sembelihannya; Al-An’am 162,” tegasnya.

Dan yang terakhir adalah investasi Ekonomi. Ia lalu mengutip QS. Al-Layl 5-10 yang artinya, Adapun orang yang memberikan (hartanya di jalan Allah) dan bertakwa, dan membenarkan adanya pahala yang terbaik (syurga), Maka Kami kelak akan menyiapkan baginya jalan yang mudah.
“Ketika seorang Muslim membeli hewan qurban, ia sebenarnya tengah menggerakkan roda ekonomi lokal. Peternak kecil terbantu, pedagang pakan ternak mendapatkan pelanggan, jasa transportasi hewan dan jagal mendapatkan penghasilan, bahkan hingga pedagang pisau dan arang di pasar tradisional ikut merasakan manfaatnya,” tutupnya.
Dalam pelaksanaan shalat yang rutin digelar setiap tahun ini, terpantau hadir Ketua Pengurus Yayasan Wakaf (YW) UMI Prof Dr. Hj. Masrurah Mokhtar, MA, Rektor UMI Prof. Dr. H Hambali Thalib, MH, dan sejumlah pejabat penting lingkup UMI, serta sivitas akademika UMI dan masyarakat umum.
(HUMAS)