UMI ISC 2024 Sarana Pertukaran budaya Indonesia dan Malaysia

Author Website UMI

/

Makassar, umi.ac.id – International Summer Camp (ISC 2024 Universitas Muslim Indonesia (UMI) resmi ditutup. Penutupan kegiatan internasional tahunan ini berlangsung di Taman Firdaus Kampus II UMI, Jalan Urip Sumohardjo, Makassar, Minggu (14/7/2024).

Kegiatan yang ditutup langsug oleh Rektor UMI Prof. Dr. H Sufirman Rahman, SH, MH, ini diikuti oleh dua perguruan tinggi terkemuka Malaysia yakni Universiti Malaya dan Universiti Ciber Jaya Malaysia.

Pada acara penutupan kali ini, mahasiswa UMI dan Malaysia saling menampilkan tarian budaya khas negara masing masing. Dari Malaysia menampilkan Tarian Melayu dan mahasiswa UMI menampilkan tarian empat etnis.

Rektor UMI, Prof Sufirman Rahman, mengungkapkan bahwa ISC merupakan media dan sarana untuk pertukaran budaya antara Indonesia dan Malaysia.

Kegiatan yang diorganisir oleh Kantor Urusan Internasional (KUI) UMI ini berlangsung selama 10 hari sejak 5-15 Juli 2024 dengan tema ‘Memahami Tradisi Islam dan Budaya Sulawesi Selatan’.

“Meskipun pada dasarnya kita semua dari rumpun Melayu tetapi telah terjadi asimilasi dan proses sejarah yang panjang sehingga menghasilkan ciri khas kebudayaan yang berbeda,” ungkapnya.

Dengan demikian, International Summer Camp ini menjadi media sekaligus sarana pertukaran kebudayaan antara Indonesia, khususnya di Sulawesi Selatan dengan Malaysia,” sambung Profesor Fakultas Hukum UMI itu.

Kepala KUI UMI, Ir. Setyawati Yani, ST., MT., PhD, menjelaskan, UMI ISC 2024 diisi dengan berbagai kegiatan, seperti pengenalan UMI, pengenalan keindahan warisan alam dan budaya di Makassar, Maros dan Pangkep.

Kemudian mahasiswa Universiti Malaya juga diajak berkunjung melihat dan mendapatkan pengalaman kehidupan pesantren di Darul Mukhlisin UMI Padang Lampe.

“Lalu kegiatan simposium mahasiswa internasional UMI yang diikuti nahasiswa dalam dan luar negeri. Dari Universiti Malaya 24 orang dan dari Universitas Cyberjaya ada 8 orang,” tuturnya.

Hari, salah seorang mahasiswa dari Universiti Malaya, mengungkapkan kesannya bahwa dirinya bersama rekan-rekannya sangat terkesan dengan pelayanan yang sangat baik dari mahasiswa UMI.

Berkat kegiatan ini, kata mahasiswa pada program studi Sejarah dan Tamaddun Islam Universiti Malaya ini, nereka telah mengenal lebih jauh tradisi Bugis Makassar, sejarah dan masih banyak lagi.

“Banyak sekali pengalaman yang telah pelajari, terutama baginya adalah lagu-lagu salah satunya Anging Mamiri,” tutupnya.

(HUMAS)

SHARE ON