Makassar, umi.ac.id – Universitas Muslim Indonesia (UMI) tidak tinggal diam melihat kondisi Sumatera yang baru saja diterjang bencana. Tercatat tiga provinsi paling terdampak antara lain Aceh, Sumatera Selatan, dan Sumatera Utara.
Seperti di lokasi bencana Lombok hingga Palu lalu, UMI juga hadir langsung memberikan manfaat bagi kemanusiaan di Sumatera. UMI memberikan berbagai layanan untuk penyintas, membantu pemerintah setempat hingga menyalurkan berbagai kebutuhan pokok.
Hal tersebut ditegaskan oleh Rektor UMI Prof Dr. H Hambali Thalib, SH, MH, saat jumpa pers di lantai 1 Menara UMI, Jalan Urip Sumohardjo, Makassar, Minggu (7/12/2025). Dalam kesempatan itu juga hadir Ketua Pembina YW UMI Prof. Dr. Mansyur Ramly, SE, M.Si, dan Ketua Pengurus YW UMI Prof. Dr. Hj. Masrurah Mokhtar, MA.

Donasi untuk Kemanusiaan
Rektor UMI, Prof. Dr. H Hambali Thalib, SH, MH, menjelaskan, UMI memberikan donasi langsung untuk korban bencana sebesar Rp 60 juta rupiah melalui ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI). Donasi ini diserahkan langsung oleh pimpinan UMI saat mengikuti Silaturahmi Nasional (Silatnas) ICMI 2025 dan Milad 35 ICMI di Bali, baru baru ini.
UMI juga melalui berbagai lembaga telah dan sedang mengumpulkan donasi. Melalui Fakultas Kedokteran (FK) UMI misalnya. Tim ini berhasil mengumpulkan kurang lebih senilai 150 juta yang bersumber dari sumbangan, mahasiswa, dosen, hingga orang tua/wali mahasiswa.
“Untuk yang sedang berlangsung, pengumpulan donasi UMI juga dilakukan oleh Lembaga Pengabdian kepada Masyarakat (LPkM) UMI. Saat ini, dilaporkan tengah dilakukan open donasi dari berbagai pihak,” jelas Prof Hambali Thalib.
Terjunkan Tim Dokter FK UMI
Selain donasi, UMI juga secara bersamaan menerjunkan tim dokter sejak Kamis, 4 Desember 2025. Tim awalnya memberikan layanan dan menyalurkan donasi di titik awal yakni Tanjung Pura, Medan, Sumatera Utara.kemudian setelah itu, bergeser ke berbagai titik terdampak lainnya.

Wakil Dekan III Fakultas Kedokteran UMI, dr. Irna Diyana kartika K, M.Kes, Sp.PK, PhD, mengatakan, Rabu pekan depan UMI akan menambah tim medis untuk dikirimkan ke lokasi terdampak banjir dan longsor, termasuk Kota Sibolga.

Peran penting dokter bedah di lokasi bencana, lanjut, dr Irna tidak terlepas dari kondisi luka yang dialami para korban. Menurutnya, tidak sedikit korban selamat mengalami luka terbuka akibat terkena benturan dan teriris material benda tajam saat banjir melanda. Adapun dokter yang dikirim UMI lanjut dr Irna, telah bergabung dengan tim dokter setempat untuk pendirian rumah sakit darurat.

” Yang sudah kita kirimkan sudah ada dokter bedah dan anastesi. Rencana yang akan menyusul juga bedah dan anastesi karena meraka di sana butuh, Jadi tim kami mendirikan tenda-tenda, kemudian dengan prakar-prakar atau tandu-tandu mirip tentara punya itu, digunakan untuk rumah sakit darurat,” katanya.
VC Walikota Sibolga
Walikota Sibolga Akhmad Syukri, berharap agar UMI terus membeberkan bantuan khususnya layanan kesehatan. Hal tersebut disampaikan Akhmad Syukri saat melakukan Video Call (VC) dengan Pimpinan UMI.
Ia melaporkan kondisi terkini pasca bencana. Ia menyebutkan bahwa hingga hari ke-11 pasca banjir dan longsor, terdapat 54 korban meninggal dunia dan empat orang masih hilang tertimbun material longsor. Selain itu, sekitar 4.500 warga terpaksa mengungsi karena rumah mereka terdampak. Menurutnya, kondisi cuaca yang masih diguyur hujan memperburuk situasi.

“Hari ini masih terjadi banjir lagi, Prof,” ujarnya kepada Prof. Hambali melalui video call dari sambungan Handphone Wakil Rektor II UMI Prof. Dr. Zakir Sabara.
Akhmad Syukri juga menyampaikan bahwa rumah sakit milik Pemkot Sibolga, sudah tidak mampu menampung lonjakan pasien dari kalangan pengungsi. Ia pun meminta UMI menambah tenaga medis, karena banyak pengungsi mulai mengalami gangguan kesehatan.
“Banyak warga mengungsi dan sudah banyak yang sakit, sehingga membutuhkan tim medis lebih banyak lagi,” ucap Akhmad Syukri.
Terjunkan Drone Termal Cam
Wakil Rektor (WR) II UMI, Prof. Dr. Ir. Zakir Sabara, ST, MT, IPM, ASEAN Eng, mengatakan, UMI juga menerjunkan Drone berteknologi tinggi, salah satunya dengan keunggulan Termal Camera (Deteksi Panas). Drone yang diterjunkan ini adalah DJI Matrice 30T untuk membantu mencari jenazah yang saat ini masih tertimbung longsor.
“Jadi itu yang dipakai tim medis di sana untuk pencarian jenazah, luar biasa tim kita kalau teknologi, dokter-dokter kita sudah menggunakan teknologi drone untuk membantu pemerintah lokal mencari jenazah,” kata Prof Zakir.

Prof Sakir menjelaskan bahwa drone DJI Matrice 30T memiliki kemampuan termal dan resolusi sangat tinggi serta kamera 360 derajat. DJI Matrice 30T (M30T) adalah drone enterprise kelas atas yang ringkas dan kuat, dirancang untuk misi profesional seperti inspeksi, keamanan, SAR, dan pemetaan, dengan payload multisensor terintegrasi (zoom optik 16x, termal radiometrik 640×512, wide-angle, laser rangefinder).
“Drone kita membantu beberapa titik dan sudah mendekteksi bahwa di dalam lumpur itu adalah jenazah tapi untuk menggali jenazah itu yang berat, karena sudah padat sekali lumpurnya,” ucapnya.
Drone ini juga memiliki kemampuan terbang tangguh untuk operasional dalam kondisi sulit, serta integrasi perangkat lunak DJI Pilot 2 dan DJI FlightHub 2 untuk kontrol canggih dan operasi berbasis cloud dan Ketahanan (IP55) tahan debu dan air, bisa terbang di hujan, salju, atau angin kencang.
