UMI Kembali ke Sibolga, Lanjutkan Aksi Kemanusiaan Salurkan Obat-obatan dan Susu untuk Anak dan Balita

Author Website UMI

/

Sibolga, umi.ac.id – Universitas Muslim Indonesia (UMI) Makassar kembali melanjutkan rangkaian aksi kemanusiaannya di Kota Sibolga, Provinsi Sumatera Utara, dengan menyalurkan bantuan obat-obatan dan susu SGM kepada Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Sibolga, Senin (15/12/2025). Bantuan ini ditujukan untuk memperkuat layanan kesehatan dasar yang berdampak langsung serta pemenuhan gizi bagi anak-anak dan balita penyintas banjir bandang dan longsor.

Penyerahan bantuan dilakukan secara simbolis di Kantor Dinas Kesehatan Kota Sibolga dan diterima oleh perwakilan Dinkes, Ridawani Simanjuntak, SKM, MKM. Selanjutnya, bantuan tersebut akan didistribusikan melalui fasilitas layanan kesehatan setempat agar memberikan dampak nyata dan segera dimanfaatkan oleh masyarakat penyintas di lapangan.

Perwakilan Tim Relawan Bantuan Medis UMI Makassar menyampaikan bahwa penyaluran bantuan ini merupakan bagian dari komitmen berkelanjutan UMI sebagai kampus berdampak, yang tidak hanya hadir pada fase tanggap darurat, tetapi juga pada tahap penguatan layanan kesehatan pascabencana.

“UMI tidak hanya hadir melalui pendidikan dan akademik. Dalam situasi darurat kemanusiaan, kami memiliki tanggung jawab moral untuk hadir langsung, bekerja bersama pemerintah daerah, dan memastikan kehadiran kampus memberi dampak nyata bagi kesehatan masyarakat,” ujar perwakilan tim relawan UMI.

Bantuan obat-obatan tersebut diharapkan dapat menambah ketersediaan layanan medis dasar di puskesmas dan pos layanan kesehatan, sementara susu SGM disalurkan untuk membantu menjaga status gizi anak-anak dan balita penyintas, di tengah berbagai keterbatasan pascabencana yang masih dihadapi masyarakat.

Salah seorang warga Sibolga, Sulastri (29), ibu dari dua balita penyintas bencana, mengungkapkan rasa haru atas bantuan yang diterimanya.

“Sejak banjir, kami kesulitan mendapatkan susu untuk anak-anak. Bantuan ini sangat berarti dan berdampak langsung bagi keluarga kami. Terima kasih kepada tim UMI yang datang jauh-jauh dari Makassar untuk membantu,” tuturnya.

Koordinator Lapangan Tim Relawan Bantuan Medis UMI Makassar, dr. Berry, menjelaskan bahwa kehadiran tim di Sibolga merupakan bagian dari aksi kemanusiaan yang dirancang bertahap, terkoordinasi, dan berkelanjutan sejak hari-hari awal pascabencana.

“Kami datang dari Makassar dengan jarak lebih dari 2.500 kilometer bukan sekadar untuk menyalurkan bantuan, tetapi untuk memastikan para penyintas benar-benar terlayani. Penyaluran melalui Dinas Kesehatan kami lakukan agar manfaatnya lebih luas, terkoordinasi, dan berkelanjutan,” jelas dr. Berry.

Ia menambahkan bahwa tantangan pascabencana tidak hanya berkaitan dengan luka fisik, tetapi juga risiko kesehatan lanjutan, terutama pada kelompok rentan.

“Infeksi, gangguan pernapasan, serta masalah gizi pada anak-anak adalah ancaman nyata pascabencana. Karena itu, penguatan layanan kesehatan dasar dan pemenuhan gizi balita menjadi fokus utama kami,” tambahnya.

Sementara itu, salah satu anggota Tim Medis UMI Makassar, Ns. Andi Rahmat, S.Kep, menegaskan bahwa aksi ini merupakan perwujudan peran strategis perguruan tinggi dalam kerja kemanusiaan nasional.

“Kami membawa nilai-nilai kampus ke lapangan: ilmu, empati, dan pengabdian. Ketika anak-anak kembali mendapatkan susu dan orang tua bisa berobat dengan tenang, di situlah kami merasakan makna sejati dari kampus berdampak,” ungkapnya.

Pihak Dinas Kesehatan Kota Sibolga menyampaikan apresiasi atas dukungan UMI yang dinilai berdampak positif bagi upaya pemulihan kesehatan masyarakat.

“Kami mengucapkan terima kasih kepada Universitas Muslim Indonesia. Bantuan ini sangat membantu dan akan segera kami distribusikan sesuai kebutuhan di lapangan untuk mendukung pemulihan kesehatan para penyintas,” kata Ridawani Simanjuntak, SKM, MKM.

Aksi penyaluran bantuan ini melengkapi dan memperkuat rangkaian kegiatan kemanusiaan berdampak yang sebelumnya telah dilakukan Tim Relawan UMI di Sibolga Selatan, Aek Manis, hingga wilayah terisolasi Tukka, meliputi pendirian posko kesehatan darurat, pelayanan medis langsung, distribusi obat-obatan, serta penguatan gizi keluarga penyintas.

Sejak hari-hari awal pascabencana, UMI—yang berasal dari Makassar, Sulawesi Selatan, dengan jarak kurang lebih 2.500 kilometer—telah hadir secara konsisten dan berdampak, mendampingi para penyintas dan bekerja bersama pemerintah daerah.

Melalui pendekatan kolaboratif, berkelanjutan, dan berorientasi pada dampak nyata, Universitas Muslim Indonesia Makassar menegaskan bahwa aksi kemanusiaan kampus tidak berhenti pada satu fase bantuan, melainkan menjadi bagian dari proses pemulihan jangka panjang yang masih membutuhkan dukungan berbagai pihak. Kehadiran UMI di Sibolga mencerminkan peran strategis perguruan tinggi berdampak dalam kerja-kerja kemanusiaan nasional—sebuah dedikasi yang menggerakkan empati publik sekaligus memperkuat kepercayaan pemangku kebijakan terhadap kontribusi kampus bagi kemaslahatan bangsa.

(HUMAS)

SHARE ON