UMI Peringati Maulid Nabi 1447 H, Hadirkan Tradisi pembacaan Al-Barzanji Tiga Bahasa dan Lomba Hias Telur Antar Pimpinan

Author Website UMI

/

Makassar, umi.ac.id Universitas Muslim Indonesia (UMI) menggelar peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW 1447 H/2025 di Auditorium Aljibra UMI, Jalan Urip Sumohardjo, Makassar, Senin, (25/8/2025).

Acara yang berlangsung Khidmat ini dirangkaikan dengan pengumuman dan penyerahan hadiah lomba antar lingkup UMI dalam rangka memperingati Hari Kemerdekaan Republik Indonesia ke-80.

Lantunan shalawat dan pembacaan ayat suci Al-Qur’an membuka acara penuh kekhusyukan. Suasana menjadi haru ketika kisah perjuangan Nabi dibacakan dengan penuh penghayatan melalui Pembacaan Kitab Al Barzanji dalam tiga bahasa.

Rektor UMI, Prof. Dr. H Hambali Thalib, SH, MH, menegaskan bahwa peringatan Maulid Nabi bukan sekadar rutinitas tahunan, melainkan momentum lahirnya “UMI baru.”

Profesor Fakultas Hukum (FH) itu menjelaskan, yang dimaksud bukan hanya perubahan fisik kampus, melainkan perubahan ruh, niat, dan semangat seluruh civitas akademika dalam meneladani Rasulullah SAW.

“Dengan meneladani Nabi Muhammad SAW, kampus ini harus menjadi ladang amal, bukan sekadar lembaga pendidikan. UMI hadir untuk membentuk insan berilmu yang berkarakter dan berakhlak mulia,” ungkapnya.

Pentingnya memahami Maulid, ditekankan Prof Hambali, sebagai ajang memperkuat identitas keislaman. Menurutnya, Nabi Muhammad SAW tidak hanya teladan dalam ibadah, tetapi juga dalam visi hidup, pendidikan, dan kehidupan sosial

Ketua Pengurus Yayasan Wakaf (YW) UMI, Prof. Dr. Hj. Masrurah Mokhtar, MA, menambahkan bahwa peringatan Maulid harus dimaknai lebih dari sekadar seremoni.

“Jika niat sungguh-sungguh menjadikan Islam secara kaffah, maka kegiatan ini menjadi bagian dari syiar agama. Tidak hanya berhenti pada acara, tetapi berlanjut dalam keseharian civitas akademika,” jelasnya.

Menurut Prof Masrurah, momentum Maulid harus menumbuhkan rasa tanggung jawab moral bagi setiap warga kampus. Pendidikan di UMI, katanya, bukan hanya membekali mahasiswa dengan ilmu, tetapi juga menanamkan nilai amanah dan akhlak mulia.

Ketua Panitia, Dr Bakhtiar Ibrahim yang juga Wakil Dekan IV Fakultas Pertanian UMI, menyampaikan bahwa salah satu lomba yang paling menarik perhatian adalah lomba menghias telur Maulid antar unit lingkup UMI.

“Telur Maulid bukan sekadar simbol budaya Bugis-Makassar, tetapi juga sarat makna spiritual tentang kehidupan, harapan, dan keberkahan. Kami ingin melestarikan tradisi itu sekaligus mengajarkan nilai edukatif kepada mahasiswa,” ujarnya.

Selain lomba menghias telur, kegiatan juga diisi dengan pembacaan kisah Nabi Muhammad SAW dalam tiga bahasa, yakni Arab, Bugis, dan Makassar. Tradisi ini menegaskan bahwa pesan Islam bisa menyatu dengan budaya lokal tanpa kehilangan makna keagamaannya.

Kegiatan yang rutin digelar setiap tahun sebagai muhasabah dan pengingat akan kecintaan kepada Rasulullah SAW ini menghadirkan Dewan Masyaikh Pengurus Pusat As’adiyah, Prof. Dr. H. Abustani ilyas, MA, sebagai pembawa hikmah Maulid.

Rangkaian acara juga semakin meriah dengan pengumuman pemenang lomba yang telah digelar sejak awal Agustus lalu.

Beberapa kategori lomba seperti lomba memasak kreasi olahan mie, lomba menyanyi lagu kemerdekaan serta penyerahan penghargaan kepada pemenang lomba olahraga yang dilaksanakan LLDIKTI IX di Palopo.yang diserahkan oleh Rektor UMI. (*)

SHARE ON