Makassar, umi.ac.id – Universitas Muslim Indonesia (UMI) kembali menunjukkan eksistensinya sebagai kampus yang terus berbenah dalam penguatan daya saing dan bertransformasi menuju kelas dunia melalui smart university bereputasi internasional.
Salah satu agenda tahun 2023 UMI melalui JK Centre melakukan riset bersama dengan National Universiti of Singapore (NUS) dan Universiti Malaya (UM).
Ketua JK Centre UMI, Prof. Dr. Ir. H. Muh. Hattah Fattah, MS saat ditemui ruang kerjanya Menara UMI lt 9, mengatakan bahwa riset bersama UMI dengan NUS dan UM merupakan implementasi dari MoU. Selain riset beberapa kegiatan yang telah dilaksanakan seperti international conference (18/07/2023).
Kampus NUS dan UM merupakan kampus dengan ranking 100 besar dunia versi Q.S. Ranking sebagai salah satu pencapaian Indikator Kinerja Utama (IKU) universitas bekerjasama dengan perguruan tinggi Top 100 dunia.
Berdasarkan release Q.S. Ranking 2024 yang baru saja dirilis, UM menempati urutan 65 sementara NUS berada di posisi 8 universitas terbaik dunia. Sementara di Asia, UM menempati posisi 9 dan NUS menempati posisi sebagai kampus terbaik ke 2, ujar Prof Hattah, panggilan akrab Guru Besar Fak. Perikanan dan Ilmu kelautan UMI ini.

Prof. Hattah menjelaskan bahwa ketersediaan manuscript melalui repository menjadi bagian yang penting dalam pengembangan kerjasama jangka panjang dengan NUS untuk menggali fakta dan sejarah secara autentik.
Fakta sejarah Singapore banyak ditulis oleh orang Eropah pada era kolinial yang tidak dapat dipisahkan dari kepentingan kolonialisasi dan politik pada era tersebut sehingga perlu dikonfirmasi dengan fakta lain yang berasal perspektif Bugis-Makassar yang banyak mempengaruhi sejarah dan peradaban maritim di Singapore demikian penjelasan Prof. Hattah terkait kerjasama UMI dan NUS.
Kedua penelitian UMI dengan NUS dan Malaysia diharapkan menjadi salah satu kontribusi UMI,UM, dan NUS untuk menggali lebih dalam peran dan budaya orang Bugis Makassar di Nusantara. Secara Institusi, penelitian ini menjadi salah satu langka nyata bagi kampus UMI untuk masuk kedalam 30 besar kampus swasta terbaik di ASEAN.
Tempat terpisah, Sekjend JK Centre UMI, Awaluddin Syamsu, S.Pd.I., MA., TESOL., mengatakan bahwa penelitian ini terbagi atas 2 tim. di Indonesia tepatnya gabungan peneliti dari The Jusuf Kalla Research Center for Bugis-Makassar Cultural Studies yang disingkat dengan JK Center UMI dipimpin oleh Prof. Dr.Ir. Muhammad Hattah Fattah MS.
Sementara tim peneliti dari UM, gabungan dosen UM dan peneliiti Bugis di Malaysia dipimpin oleh Prof. Dr. Mohd. Roslan bin Mohd Nor. Penelitian Kerjasama antara UMI dan UM diharapkan selesai pada akhir tahun 2023.

Dosen Fakultas Sastra UMI ini menambahkan, selain dengan UM, UMI juga telah menjalin Kerjasama dengan NUS. Kerjasama ini diawali dengan Seminar Internasional dengan tema “The Mystery of Meaningful Contribution of Bugis-Makassar People to Nusantara in the Last Century : Case Study in Singapore, Malaysia and Indonesia” di Bulan Juni 2023.
Saat ini, kedua belah pihak sedang menggarap proposal penelitian bersama terkait Bugis-Makassar. Proposal ini diharapkan rampung sebelum bulan Oktober 2023. Penelitian ini diinisiasi oleh Prof. Dr.Ir. Muhammad Hattah Fattah MS dari UMI dan Dr. Mohamed Effendy dari NUS.
Setelah merampungkan proposal, telah disepakati untuk melakukan pertemuan antar kedua tim peneliti pada tanggal 5 Oktober 2023 di Kampus NUS, Singapore, ujarnya.
(HUMAS)