WR IV UMI Sampaikan Taushiyah Shubuh: Man Jadda Wajada, Kesungguhan Kunci Keberhasilan

Author Website UMI

/

Pangkep, umi.ac.idWakil Rektor (WR) IV Universitas Muslim Indonesia (UMI), Dr. KH. Muhammad Ishaq Samad, MA, menyampaikan taushiyah Shubuh dihadapan sekitar 450 peserta Pencerahan Qalbu Mahasiswa UMI dari Fakultas Teknik, Pertanian, Agama Islam, dan Kesehatan Masyarakat, Sabtu (8/11/2025), di Masjid Pesantren Unggulan Mahasiswa UMI, Padanglampe, Kabupaten Pangkep.

Kegiatan yang menjadi bagian dari rangkaian Pencerahan Qalbu Mahasiswa Baru UMI ini turut dihadiri Direktur Pesantren Unggulan Mahasiswa UMI, Dr. KH. Ahmad Basith, Lc., MA, para Wakil Direktur, dosen pendamping, serta seluruh peserta Pencerahan Qalbu.

Dalam taushiyahnya yang bertema “Man Jadda Wajada – Siapa yang Bersungguh-sungguh, Pasti Berhasil,” Dr. Ishaq Samad menegaskan bahwa kesungguhan adalah kunci utama dalam meraih keberhasilan dunia dan akhirat.

Ishaq Shamad mengawali taushiyanya dengan menyampaikan kisah inspiratif tentang Pemuda Penjual Gorengan yang Jadi Sarjana.

Di sebuah desa kecil di Sulawesi Selatan, hiduplah seorang pemuda bernama Rafi. Setiap pagi sebelum berangkat sekolah, ia membantu ibunya membuat gorengan. Setelah subuh, ia berkeliling menjualnya ke pasar dan sekolah-sekolah. Uang hasil jualan itu hanya cukup untuk membeli beras dan sedikit lauk sehari-hari.

Namun Rafi punya mimpi besar ia ingin kuliah dan menjadi dosen. Banyak orang menertawakan mimpinya. “Rafi, kamu jualan gorengan saja terus, jangan bermimpi terlalu tinggi,” kata sebagian temannya. Tapi Rafi tidak marah. Ia hanya tersenyum dan dalam hati berkata, “Man jadda wajada. Kalau aku sungguh-sungguh, Allah pasti buka jalan.”

Setiap malam, ia belajar dengan cahaya lampu minyak karena listrik sering padam. Ia menulis catatan di buku bekas, dan ketika tidak punya uang untuk fotokopi, ia menyalin ulang materi pelajaran dengan tangannya.

Ketika tiba waktu ujian, ia belajar tanpa henti. Ia berdoa di setiap sujudnya. Hasilnya? Ia menjadi lulusan terbaik di sekolahnya dan diterima di universitas ternama melalui jalur beasiswa.

Empat tahun kemudian, Rafi lulus dengan predikat cum laude. Kini ia menjadi dosen muda di kampus yang dulu hanya ia impikan dari kejauhan. Setiap kali memberi motivasi kepada mahasiswanya, ia selalu mengulang satu kalimat:
“Man jadda wajada — siapa yang bersungguh-sungguh, pasti akan menemukan hasil dari kesungguhannya. Tapi kesungguhan itu harus disertai doa dan keikhlasan.”

Makna dari kisah ini bahwa kerja keras dan kesungguhan akan selalu membuahkan hasil, meskipun jalan terasa berat. Selain itu, doa dan tawakkal menjadi kekuatan batin agar semangat tidak padam. Kemudian hinaan dan rintangan justru menjadi bahan bakar untuk membuktikan diri.

Dikatakan tidak ada keberhasilan tanpa kesungguhan. Allah menilai bukan dari hasil semata, tetapi dari usaha dan keikhlasan kita dalam berjuang,” ujarnya di hadapan para mahasiswa.

Beliau mengajak seluruh peserta untuk menanamkan nilai man jadda wajada sejak dini dalam setiap langkah perkuliahan dan kehidupan. “Mahasiswa UMI harus dikenal karena etos kerjanya, kedisiplinannya, dan semangat pantang menyerahnya. Itulah jati diri insan UMI yang bercirikan ulul albab — cerdas intelektual, matang spiritual, dan kokoh moral,” lanjutnya.

Menurutnya, prinsip man jadda wajada tidak hanya berlaku di dunia akademik, tetapi juga dalam proses pembentukan karakter dan perjuangan hidup. Ia mencontohkan bagaimana kesungguhan para pendiri UMI melahirkan universitas Islam terbesar di kawasan timur Indonesia.

“UMI berdiri karena kesungguhan para ulama dan pejuang. Maka kalian sebagai generasi penerus harus meneladani semangat itu,” pesan Wakil Rektor IV yang juga Ketua Umum DPP IMMIM tersebut.

Kegiatan taushiyah berlangsung penuh khidmat dan diakhiri dengan doa bersama. Para mahasiswa tampak antusias dan termotivasi oleh pesan-pesan spiritual yang disampaikan.

Direktur Pesantren Unggulan Mahasiswa UMI, Dr. KH. Ahmad Basith, mengapresiasi materi yang disampaikan Wakil Rektor IV UMI. “Taushiyah ini menguatkan karakter mahasiswa untuk lebih gigih dan berintegritas. Semangat man jadda wajada sejalan dengan visi Pesantren Mahasiswa UMI untuk membentuk insan berilmu amaliah, beramal ilmiah dan berakhlakul karimah,” ujarnya.

Dengan semangat man jadda wajada, mahasiswa diharapkan terus berjuang menuntut ilmu dengan kesungguhan, menjadikan kampus UMI sebagai ladang amal dan pengabdian menuju ridha Allah SWT. (*)

SHARE ON