Kepedulian UMI Pada Warisan dan Perkembangan Islam di China

Author Website UMI

/

China, umi.ac.id – Populasi pemuluk Islam di Kota Fuzhou berjumlah sekitar 1.800 orang dari sekitar 7,1 juta populasi penduduk. Proporsi pemeluk Islam di Fuzhou sebesar 0,025 % menjadikannya kalangan minoritas.

Fuzhou adalah Ibu Kota Provinsi Fujian dan merupakan kota terbesar di Pantai Tenggara China. Fuzhou pusat ekonomi, budaya, dan pendidikan.

Dalam kunjungan Delegasi Universitas Muslim Indonesia (UMI) ke Kota Fuzhou, berkesempatan bersilaturrahmi dengan kalangan Muslim. Kunjungan dilakukan ke mesjid satu-satunya di Kota Fuzhou pada hari Senin (06/01/2025).

Delegasi UMI yang terdiri dari Ketua Pembina YW-UMI Prof. Dr. H. Mansyur Ramly, SE.,M.Si., Rektor UMI Prof. Dr. H. Hambali Thalib, SH.,MH., dan Wakil Rektor V UMI Prof. Dr. Ir. H. M. Hattah Fattah, MS. diterima Sha Xinmei (Manajer Pemeliharaan Mesjid Qingjing).

Ketua Pembina YW-UMI Prof. Dr. H. Mansyur Ramly, SE.,M.Si. saat dimintai keterangannya menyampaikan bahwa Mesjid Qingjing bagian dari dari warisan dan eksistensi Islam yang perlu dilestarikan sebagai bagian dari syiar Islam.

“UMI sebagai bagian dari umat Islam perlu terlibat secara langsung pada pelestarian Mesjid Qingjing sebagai situs penting perkembangan Islam. Laksamana Cheng Ho sangat berjasa pada penyebaran dan perkembangan Islam di Indonesia”, jelasnya.

Sementara itu, Manajer Pemeliharaan Mesjid Qingjing Sha Xinmei menjelaskan sejarah perkembangan Islam dan eksistensi Mesjid Qingjing. Setiap hari Jumat sekitar 400 umat Islam melaksanakan Shalat Jumat termasuk sekitar 20 orang mahasiswa asal Indonesia yang belajar di Kota Fuzhou.

“Pada hari raya Idul Fitri mendapat kunjungan sekitar 800 orang. Saat ini mesjid dalam proses renovasi untuk ketiga kalinya. Perluasan mesjid mendapat dukungan pemerintah dengan merelokasi penduduk sekitar”, urainya.

Bangunan utama Mesjid Qingjing terbuat dari kayu perpaduan arsitektur Tionghoa dan Arab dengan gaya Dinasti Ming. Gerbang mesjid terdiri dari empat helai pintu dengan berat masing-masing sekitar 3 ton dengan ketinggian sekitar 7 meter. Masing-masing kayu helai pintu berasal dari satu pohon, urainya.

Rektor UMI Prof. Dr. H. Hambali Thalib, SH..,MH. mengungkapkan bahwa mesjid ini adalah situs penting pada perkembangan Islam tidak hanya di China tetapi secara global.

“Kami meminta segera dilakukan langkah konrit melestarikan Mesjid Qingjing sekaligus memperkuat syiar Islam di China sebagai agama minoritas”, tegas Professor Hukum Pidana Fakultas Hukum UMI itu.

Wakil Rektor V UMI Prof. Dr. Ir. H. M. Hattah Fattah, MS. menyampaikan bahwa telah dibangun komunikasi dengan Manajemen Mesjid Qingjing untuk dilakukan dukungan donasi dari berbagai kalangan Islam di Indonesia termasuk Keluarga Besar UMI.

“Kondisi mesjid memerlukan perawatan dan perbaikan ruang ibadah, bangunan mesjid, penataan area pelataran serta tata kelola. Kehadiran UMI melalui kemitraan dengan Ruijie Networks Co. Ltd yang berpusat di Kota Fuzhou menjadi bagian dari berbagai peran yang dapat dilakukan UMI pada pelestarian warisan dan perkembangan Islam khususnya di China”, urainya.

Guru Besar FPIK UMI itu juga menambahkan bahwa UMI sebagai lembaga pendidikan dan dakwah serta dalam kerangka internasionalisasi mendorong peran dan kontribusi UMI pada konteks global.

“Spirit berdakwah dan jejaring internasional menjadi modalitas UMI memperjuangkan kepentingan umat Islam termasuk pada tataran global. Ramadhan 1446 H dan realisasi kerjasama dengan Ruijie momentum bagi Keluarga Besar UMI berkontribusi pada pelestarian warisan dan perkembangan Islam di China termasuk cagar budaya Mesjid Qingjing”, tambahnya.

Di dalam kawasan Mesjid Qingjing terdapat prasasti yang ditulis oleh Kaisar Ming, Yongle menjadi bukti faktual kontribusi Cheng Ho. Prasasti tersebut juga menuliskan pengakuan pemerintah China pada era Dinasti Ming atas eksistensi kesetaraan agama Islam dan kaum Muslim dengan pemuluk agama mayoritas penduduk Tiongkok, tutupnya.

(HUMAS)

SHARE ON