Makassar, umi.ac.id – Universitas Muslim Indonesia (UMI) kini memiliki 96 guru besar atau profesor. Hal ini semakin memperkokoh UMI sebagai kampus dengan profesor terbanyak lingkup Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDikti) Wilayah IX.
Terbaru, ada tiga guru besar dikukuhkan yakni Prof. Dr. Aktsar Roskiana A, M.Farm (Fakultas Farmasi), Prof. Dr. apt. Andi Emelda, S.Si., M.Si (Fakultas Farmasi) dan Prof. Dr. St. Sukmawati S., S.E., M.M (Fakultas Ekonomi dan Bisnis).

Pengukuhan yang berlangsung di auditorium al jibra UMI, Jalan Urip Sumohardjo, Makassar, kamis (6/2/2025) ini adalah hari pertama dari 3 hari pengukuhan profesor sebanyak 9 orang.
Kepala Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDikti) Wilayah IX, Dr Andi Lukman, M.Si, memuji capaian jumlah guru besar atau profesor Universitas Muslim Indonesia (UMI).

Sebagaimana diketahui, UMI saat ini memiliki 96 guru besar, dan merupakan yang terbanyak di LLDikti Wilayah IX. Menurut Andi Lukman, capaian jumlah guru besar UMI merupakan sebuah sejarah yang patut disyukuri.
“Capaian ini menjadi kebanggaan UMI, LLDikti dan bangsa Indonesia. Selamat kepada guru besar yang dikukuhkan, berhasil mencatat akademik puncak,” kata Andi Lukman.
Andi Lukman menyebut, jumlah guru besar di lingkup LLDikti Wilayah IX mencapai 187 orang. Artinya, kata dia, lebih dari setengah guru besar LLDikti Wilayah IX berasal dari kampus UMI.
“Saat ini di UMI, sudah 96 guru besar. Ini adalah lebih dari setengah lahir dari UMI. Saat ini adalah 187 profesor di LLDikti Wilayah IX,” katanya.
Menurutnya, untuk mencapai gelar profesor bukanlah sesuatu yang mudah. Dibutuhkan banyak perjuangan yang menguras energi, bahkan air mata untuk mencapai gelar tersebut.
“LLDikti sangat bangga. Bertambah sumber daya hebat di UMI. Kenapa UMI bisa hebat, karena ditunjang sumber daya manusia yang hebat,” tambah Andi Lukman.
Sementara itu, Ketua Dewan Profesor UMI Prof. Dr. H. Mansyur Ramly, SE, M.Si, mengatakan bahwa dengan selesainya pengukuhan, maka sudah resmi menjadi anggota dewan guru besar UMI.
Seorang profesor terutama di UMI, kata Prof Mansyur, bukam hanya bisa menampilkan keilmuannya. Tetapi, profesor di UMI juga dituntut harus tampil sebagai panutan yang menampilkan akhlakul karimah.
“Kita harapkan profesor UMI bisa tampil menunjukkan perilaku-perilaku yang berkualitas tinggi dan patut dipanuti,” kata Prof Mansyur yang juga merupakan Ketua Pembina Yayasan Wakaf UMI.
Lebih dari itu, Ketua Pembina Yayasan Wakaf UMI itu berharap agar pengetahuan profesor UMI bisa didokumentasikan. Tujuannya adalah generasi berikutnya bisa mendapatkan manfaat ilmu yang dikembangkan profesor.
“Bagaimana profesor UMI bisa bermanfaat, bukan hanya civitas akademika UMI, tetapi bermanfaat juga bagaimana seluruh masyarakat,” tuturnya.
Rektor UMI, Prof. Dr. H. Hambali Thalib, SH, MH, mengungkapkan, dengan banyaknya guru besar UMI akan semakin memperkuat komitmen UMI.

“Ini menunjukkan komitmen UMI. Penambahan ini merupakan kebahagiaan keluarga besar UMI,” kata Prof Hambali.
Prof Hambali berpendapat penambahan guru besar menjadi indikator keberhasilan dalam mendukung akademik yang berkelanjutan. Sebab, salah satu ukuran mutu perguruan tinggi adalah produktivitas dosen dalam melaksanakan tri dharma perguruan tinggi.
Lebih lanjut, Prof Hambali mengatakan bahwa pengukuhan profesor yang dilaksanakan bukan sekadar seremonial. Tetapi merupakan pengakuan desikasi, inovasi dan kontribusi dalam pengembangan bagi ilmu pengetahuan.
“Ketiga profesor yang dikukuhkan hari ini telah menunjukkan komitmen yang luar biasa dalam bidangnya,” katanya. (*)