UMI dan Binaskil Academy, Malaysia Kembangkan Pusat Unggulan Halal Global

Author Website UMI

/

Makassar, umi.ac.id – Bertempat di Kuala Lumpur pada tanggal 6/11/2023 dilakukan pembahasan lanjutan pengembangan jejaring perguruan tinggi Indonesia dan Malaysia dalam pembentukan Pusat Unggulan Halal Global.

Pertemuan dihadiri Wakil Rektor V Bidang Kerjasama dan Promosi UMI, Prof. Dr. Ir. H. Muhammad Hattah Fattah, MS. dan Ketua LPM UMI, Ir. H. Syamsuddin Yani, MT.,Ph.D. dari Universitas Muslim Indonesia (UMI) serta Dr. Affaro Affandy Salim selaku Chief Executive Officer Binaskil Academy.

Pertemuan tersebut adalah lanjutan dari pertemuan yang sebelum dilakukan Dr. Ir. Muhammad Nusran, MT.,Ph.D. selaku Ketua Pusat Halal UMI dan Profesor Dato’ Dr. Mohd Azemi Mohd Noor selaku Executive Chairman Binaskil bertempat di Kuala Lumpur.

Prof. Dr. Ir. H. Muhammad Hattah Fattah, MS. mengatakan bahwa Isu produk halal telah menjadi perhatian global, tidak terbatas pada negara dengan mayoritas masyarakatnya beragama Islam. Halal telah menjadi isu global yang senantiasa dikaitkan dengan keutamaan untuk memastikan telah terpenuhinya aspek kesehatan dan keamanan pangan (food safety) bagi konsumen dan masyarakat.

Indonesia sebagai negara dengan pemeluk Agama Islam terbesar di dunia dan Malaysia yang secara intens mengembangka produk halal memainkan peran penting pada ketersediaan produk halal dan pengembangan industri halal secara global, urainya.

Lanjut dikatakan, berkaitan dengan kecenderungan peningkatan permintaan global akan produk halal dan kepastian perlindungan bagi pemeluk Islam dalam memperoleh produk halal, UMI bersama dengan sejumlah perguruan tinggi di Indonesia dan Malaysia serta Binaskil Academy, Malaysia mengembangkan jejaring Pusat Unggulan Global berbasis keunggulan masing-masing perguruan tinggi dan daerah.

Berdasarkan hasil pemetaan karakteristik pelaku usaha di Provinsi Sulawesi dan Kawasan Timur Indonesia didominasi pengusaha mikro dan usaha pertanian dalam arti luas. Pusat Unggulan Halal yang akan dikembangkan di UMI disesuaikan dengan ekosistem usaha yang sedang dan potensial dikembangkan, ungkap Prof Hatta.

Makassar sebagai sentra utama pengembangan produk dan wisata kuliner di Indonesia sangat memerlukan dukungan ekosistem Industri Halal. Aspek halal kuliner tidak terbatas pada aspek tidak digunakannya material yang dapat dikategorikan haram tetapi harus dipastikan memenuhi aspek keamanan pangan.

Halal meliputi semua produk kuliner tidak mengandung unsur atau bahan yang terlarang atau haram yang juga diolah dan diproses menurut Agama Islam serta sehat dan bergizi, urai Guru Besar FPIK UMI tersebut.

Setiap perguruan tinggi di Indonesia dan Malaysia akan mengadaptasi potensi lokal dan relevansi kebutuhan masyarakat global akan produk halal yang dikonsilidasi dalam bentuk jejaring Pusat Unggulan Halal Global.

Pada setiap Pusat Halal akan dikembangkan (1) pusat riset halal, (2) pengembangan Program Pendidikan dan Pelatihan, (3) layanan dukungan konsultasi dan kemitraan dengan para pelaku industri, serta (4) pengembangan Laboratorium Halal berstandar internasional, jelasnya.

Pusat Unggulan Halal Global akan berdampak pada pencapaian pengembangan UMI melalui: (1) reputasi dan pengakuan masyarakat global, (2) berkontribusi secara signifikan terhadap ekosistem Industri Halal global, (3) penguatan kemitraan dengan pemangku kepentingan Industri Halal global akan mendorong kolobarasi, sponsorsif kegiatan penelitian, dan peluang pengembangan karir mahasiswa, serta (4) peningkatan transfer pengetahuan dan memperkaya pengalaman akademi bagi dosen dan mahasiswa.

Pada awal bulan depan akan dilakukan koordiansi dengan seluruh perguruan tinggi jejaring dan Binaskil Academy, Malaysia untuk merumuskan landskap jejaring Pusat Unggulan Halal Global dan rencana operasional setiap Pusat Halal termasuk UMI, tutupnya.

(HUMAS)

SHARE ON

Leave a Comment