Catatan Perjalanan Wakil Rektor V UMI (Prof.Dr. Ir. H. M. Hatta Fattah,MS), Delegasi Indonesia menghadiri Religious Extremism: The Intelectual Premises and The Counter Strategies di Mesir

Author Website UMI

/

Makassar, umi.ac.id “Magnet Pariwisata Mesir”, Republik Mesir menjadi salah satu negara tujuan wisata bagi sejumlah wisatawan manca negara. Kebijakan ekonomi Mesir menekankan pada dua aspek utama dalam pemulihan ekonomi nasionalnya termasuk pada pasca Pandemi Covid-19. Strategi pemulihan ekonomi nasional Mesir berpangkal pada pengelolaan Terusan Zues dan pendapatan dari Sektor Pariwisata. Kedua sektor tersebut menjadi kontributor utama dalam kebangkitan ekonomi Mesir.

Hingga saat ini pendapatan dari pengelolaan Terusan Zues masih menduduki urutan pertama. Menurut Prof. Muhammad Hattah Fattah yang berkesempatan berkunjung ke Mesir dalam rangka menjadi bagian dari Delegasi Indonesia pada Konferensi Internasional Religious Extremism: The Intellectual Premises and Counter-Strategies yang diselenggarakan di Kairo pada tanggal 7 – 9 Juni 2022 menyatakan bahwa sangat riskan bagi Mesir hanya menggantungkan pada pendapatan dari pengelolaan Terusan Zues.

Terusan Zues yang berfungsi memperpendek arus barang dan jasa dari Laut Mediterania hingga ke Kawasan Asia dan Pasifik akan terimbas dengan dominasi China dalam pengusaan barang dan jasa secara global saat ini. Arus barang dan jasa akan berpangkal di Asia sehingga akan mengurangi peran Terusan Zues dan mengurangi pendapatan nasional Mesir. Sektor Pariwisata Mesir akan menjadi primadona utama ekonomi Mesir pada masa mendatang.

Sektor pariwisata Mesir terus bertumbuh meskipun mengalami stagnasi pada awal Pendemi Covid-19. Muhammad Amin Shamad, Protokoler Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) menjelaskan kontribusi pariwisata sangat penting bagi Mesir dan terus dikembangkan termasuk dengan pembangunan infrastruktur pariwisata seperti pembangunan Museum Mesir (National Museum of Egyptian Civilization) yang baru serta pembangunan jalan layang dan sarana transportasi Mass Rapid Transit  (MRT).

Pembangunan jalan layang dan MRT akan terkoneksi dengan Ibu Kota Negara  Mesir yang baru dan disebut dengan New Cairo. Pembangunan infrastruktur tersebut akan mempermudah wisatawan mengakses sejumlah objek wisata dan meningkatkan angka kunjungan wisatawan di Mesir.

Menurut Prof. Hattah magnet pariwisata Mesir bertumpuh pada daya tarik sejumlah objek wisata yang terkait dengan kemajuan peradaban Mesir di mulai pada era Mesir Kuno pada tahun 5.500 – 3.110 Sebelum Masehi dan peradaban yang dilahirkan dari transisi pemerintahan mulai dari era Awal Dinasti (3.100 – 2686 Sebelum Masehi) hingga era Pemerintahan Republik (1952). Objek wisata Pyramid dan The Royal Mummies memiliki magnet yang sangat kuat menarik kedatangan wisatawan manca negara dan meningkatkan angka kunjungan wisatawan Mesir.

Objek wisata pyramid dan mumi hanya ditemukan di Mesir. Pada minggu ini ratusan hingga ribuan wisatawan berkunjung setiap hari ke Pyramid di Giza yang berjarak sekitar 18 kilometer dari pusat kota Kairo. Di Mesir terdapat sejumlah pyramid dan pyramid di Giza adalah yang terbesar. Di komplek Pyramid Giza ini, terdapat  tiga Pyramid besar yang berdiri kokoh di tengah wilayah padang pasir. Ketiga Pyramid itu bernama Khufu, Khafre, dan Menkaure. Pyramid Khufu menjadi pyramid yang terbesar di Mesir.

Selain ketiga pyramid itu, dapat ditemui sebuah Spynx yang masih berdiri kokoh, tak jauh dari pyramid. Setiap pengunjung dikenakan pembayaran sebesar 250 Egyptian Pound (EGP). Saat ini nilai tukar satu USD setara dengan 18,65 EGP. Sangat disayangkan kawasan ini tidak memiliki pengelolaan kebersihan yang memadai terutama sampah yang masih ditemukan bertebaran di sekitar kawasan patung Spynx.

Kunjungan ke Pyramid Giza tidak akan lengkap tanpa mengunjungi The Royal Mummies yang terletak di dalam NMEC dengan tarif sebesar 200 EGP. Di museum ini dapati jasad Ramses II (Firaun) yang telah diawetkan. Para pengunjung mendapatkan pembelajaran penting tentang makna kehidupan dengan menyaksikan mumi terutama Ramses II. Ramses II adalah raja yang memimpin selama 66 tahun serta dianggap sebagai puncak dari kekuasaan dan kejayaan Mesir.

Pada tahun ke-30 pemerintahannya, Ramses secara ritual diubah menjadi Tuhan Mesir yang banyak dibahas dalam Alquran dan kitab-kitab Agama Samawi. Firaun mengalami nasib tragis tenggelam bersama pengikutnya di Laut Merah setelah mengelola kekuasaan melampaui batas dan melupakan Tuhan.

Magnet Pariwisata Mesir tidak dapat dipisahkan dari perjumpaan Agama Sawawi di Mesir. Mesir disebut pula sebagai negeri para nabi. Mesir memiliki sejarah panjang tentang interaksi dan tolerasi antar umat beragama. Pembahasan tentang toleransi beragama termasuk  pada Konferensi Internasional Religious Extremism menempatkan Mesir sebagai negara yang berhasil mengelola event Meeting, Incentive, Convention, Exhibition Meeting (MICE) menjadi magnet pariwisata. Markas Liga Arab yang berkedudukan di Kairo menjadi pendukung pertumbuhan event MICE di Mesir. Pada 2 Juni 2022 diselenggarakan pertemuan The Islamic Development Bank di Sharm El-Sheikh, Mesir yang dihadiri sejumlah pejabat pemerintahan.

Sejarah pemerintah dan peradaban Islam yang berlangsung pasca Era Byzantinr berkontribusi besar dalam perkembangan dan kemajuan Mesir. Sejumlah peninggalan peradaban Islam seperti Benteng kokoh atau Qol’ah Salah Ed-Din Al-Ayyubi. Benteng yang didirikan sejak era Dinasti Ayyubiyyah di tahun 1183. Dari atas Benteng Salah Ed-Din Al-Ayyubi dapat disaksikan pemandangan kota Kairo dan siluet Pyramid Giza.

Di dalam  benteng ini, terdapat sebuah masjid yang memiliki gaya arsitektur mirip dengan Hagia Sophia, Turki. Masjid tersebut bernama Masjid Muhammad Ali Pasha, yang diambil dari nama Gubernur Mesir di era Turki Usmani. Muhammad Ali Pasha adalah salah tokoh pembaharu dan modernisasi Mesir diantaranya dengan membangun bendungan di aliran Sungai Nil dan mengirim orang-orang Mesir belajar ke luar negeri.

Bendungan di Sungai Nil sangat berperan penting dalam menopang pembangunan pertanian dan ketersediaan air bersih di Mesir. Peninggalan peradaban Islam yang mendapat perhatian masyarakat Indonesia adalah Univerisitas Al-Azhar. Saat ini sekitar 14.000 orang Indonesia sedang menuntut ilmu di Universitas Al Azhar.

Magnet Pariwisata Mesir tidak terpisahkan dari berburu cendramata untuk oleh-oleh dibawa pulang termasuk ke Indonesia. Sejumlah cendramata khas Mesir dapat diperoleh di Pasar Khan el-Khalili yang disepadankan dengan Malioboro.  Cendramata khas Mesir seperti lukisan di atas kertas papyrus dapat ditemukan di pasar ini. Disekitar pasar Khan el-Khalili terdapat makam Hussein, cucu Nabi Muhammad SAW  yang berada di dalam Masjid al-Hussein.

Universitas Al-Azhar berada di seberang Masjid al-Hussein tempat lahirnya para ulama besar yang berkontribusi dalam pemikiran pemikiran Islam di Indonesia seperti  KH. Ahmad Azhar Basyir, Prof. Baroroh Baried, Prof. Abdurrahman Wahid (Gus Dur), dan Prof. Quraish Shihab. Mengunjungi pasar Khan el-Khalili kita dapat mengunjungi berbagai objek wisata dalam satu waktu.

(HUMAS)

SHARE ON

Leave a Comment