Makassar, umi.ac.id - Insitiatif Ilmiah Menangkal Radikalisme Global, Salam center for Extremism Studies yang berkedudukan di Kairo, Mesir pada tanggal 7 – 9 Juni 2022 menyelenggarakan Konferensi Internasional pertama yang menghadirkan pemimpin agama, peneliti, tokoh dunia, dan lembaga yang memiliki kepedulian terhadap penyebaran paham radikal dan terorisme.
Dalam Konferensi tersebut dihadiri perwakilan dari 42 negara diantaranya Maroko, Lebanon, Uni Emirat Arab (UEA), Spanyol, Singapura, Inggris, Amerika Serikat, Italia, Belgia, Irak, Aljazair, Palestina, Kazakstan, Uzbekistan, dan Indonesia.
Delegasi Indonesia diwakili oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI), Universitas Muslim Indonesia (UMI), Institut Leimena, dan Institute A. Malik Fadjar. Salah satu anggota delegasi Indonesia asal UMI adalah Prof. Muhammad Hattah Fattah selaku Wakil Rektor Bidang Kerjasama dan Promosi menyatakan bahwa kehadiran Delegasi Indonesia atas undangan Grand Mufti Mesir bekerja sama dengan Uni Emirat Arab (UEA) dan Darul Iftaa Mesir. Pertemuan di Mesir mengampanyekan perdamaian global dan mendorong aktualisasi pemikiran moderat dalam menghadapi potensi ancaman pemikiran radikal yang tumbuh dan berkembang secara global.
Dalam pidatonya, Grand Mufti Mesir Prof Dr Shawki Ibrahim Allam mengatakan, ancaman radikalisme dan ekstremisme masih menjadi ancaman bersama masyarakat global. Kelompok ekstremis telah bertransformasi menggunakan berbagai strategi propaganda, perekrutan dan penyerangan melalui internet. Selain para mufti, pemimipin agama, tokoh dunia, peneliti, dan lembaga yang memiliki kepedulaian terhadap penyebaran paham radikalis sepakat untuk merumuskan kembali strategi dan kerjasama menghadapi ancaman radikalisme dan terorisme.
Selama konferensi dibahas pengalaman berbagai negara dalam menangani pemikiran dan tindakan radikal dan terorisme. Para peserta pertemuan menyepakati 15 butir kesepakatan diantaranya institusi keagamaan, pengambilan kebijakan serta lembaga riset regional dan internasional mendorong pengembangan pemikiran moderat yang efektif dalam menangantisipasi fenomena perluasan paham radikal dan terorisme.
Berkembangnya paham radikal dan terorisme dikalangan muda perlu diimbangi dengan dialog pemikiran moderat atau Literasi Keagamaan Lintas Budaya (LKLB) yang melibatkan kalangan muda. Dalam mengahadapi penggunaan media sosial dan internet dalam penyebarluasan paham radikal dilakukan peninjauan ulang tentang muatan kurikulum pada lembaga pendidikan termasuk perguruan tinggi dan peningkatan peran instutusi fatwa dalam memberikan pencerahan melalui berbagai platform digital.
Pentingnya penguatan nilai-nilai perdamaian, koeksistensi, dan toleransi umat beragama. Unsur lain yang mendapat perhatian dalam konferensi tersebut adalah pentingnya peningkatan kualitas hidup masyarakat melalui penyediaan lapangan kerja dan peningkatan kesejahteraan masyarakat sebagaimana disampaikan oleh berbagai peserta termasuk Masagos Zulkifli, Menteri Sosial dan Pengembangan Keluarga Singapura.
Konferensi Internasional Religious Extremism: The Intellectual Premises and Counter-Strategies. Prof. Hattah telah melakukan pertemuan dengan Duta Besar RI di Mesir, Dr. Lutfi Rauf di Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Kairo untuk menindaklanjuti hasil Konferensi Internasional yang diselenggarakan di Hotel Al Masa, Kairo.
Disepakati pada minggu ke-3 Juli 2022, UMI bekerjasama dengan Institut Leimena akan menyelenggarakan pertemuan untuk menindaklanjuti hasil pertemuan di Kairo dengan melibatkan diantaranya KBRI Kairo, Universitas Al Azhar dan Salam Center.
Prof. Hattah mengatakan pertemuan tindak lanjut ini sangat strategis untuk menunjukkan keseriusian Indonesia dalam turut serta berperan aktif mendorong penanggulangan paham radikal dan terorisme. Lebih lanjut Prof. Hattah menyatakan bahwa kerjasama ini menjadi bagian dari kebijakan UMI dalam meningkatkan produktivitas kerjasama internasional dan pencapaian reputasi internasional.
(HUMAS)
SHARE ON