FKG Gelar Sumpah Profesi Dokter Gigi dan Janji Sarjana Kedokteran Gigi Periode II 2024

Author Website UMI

/

Makassar, umi.ac.id – Fakukltas Kedokteran Gigi (FKG) universitas Muslim Indonesia kembali menggelar sumpah profesi Dokter Gigi dan janji Sarjana Kedokteran Gigi periode II tahun 2024.

Seremoni dalam rangkaian Rapat Senat Terbuka FKG UMI ini berlangsung di Sandeq Ballroom, Claro Hotel, Jalan Urip Sumohardjo, Makassar, Sabtu (29/6/2024).

Sumpah Profesi dan Janji Sarjana Kedokteran Gigi yang dipimpin langsung Dekan FKG UMI Prof. drg. H moh Dharma Utama, PhD, dan disaksikan langsung oleh Rektor UMI Prof. Dr. H Sufirman Rahman SH, MH.

Terlaporkan bahwa kegiatan ini diikuti oleh 27 Profesi Dokter Gigi untuk Sumpah Profesi dan 39 Sarjana kedokteran Gigi untuk janji sarjana.

Dalam kesempatan itu, Dekan FKG UMI Prof. drg. H Moh Dharma Utama, PhD, pada sumpah profesi ini ada hal yang sangat membanggakan dimana salah satu mahasiswa kita sukses membawa FKG UMI masuk 3 besar nasional terbaik dalam ujian kompetensi.

“Selamat kepada ananda Ayu Lestari Khairuni, peserta ukom dengan nilai 3 besar tingkat nasional. Ini suatu kebanggan di ulang tahun FKG UMI yang ke 12.

Alhamdulillah tahun 2024 FKG UMI menorehkan prestasi membanggakan masuk 3 besar nasional. Terima kasih telah membawa nama besar FKG UMI ke level nasional,” ungkapnya.

Sementara itu, Rektor UMI Prof. Dr. H Sufirman Rahman, SH, MH, menerangkan, setiap upaya yang dilakukan dengan ikhtiar dan keyakinan yang kuat akan membuahkan hasil.

“Semua proses yang dilalui membutuhkan ikhtiar dan usaha bahkan pengorbanan yang berat. Olehnya itu, orang bijak mengatakan Usaha tidak pernah mengkhianati hasil.
4 dan 5 tahun lalu, ananda mulai menempuh proses pendidikan dengan sebuah keyakinan dan hasilnya hari ini,” bebernya.

Ketua Pengurus Wilayah PDGI Sulawesi Selatan, Dr. dr. Asdar Gani M.Kes, mengungkapkan,generasi dokter gigi saat ini telah teruji karena mereka melalui tahapan ujian kompetensi yang cukup berat.

“Saya sudah merasakan suasana batin ananda sekalian, sebab kami juga pernah ada di posisi itu. Saya tahu apa yang dilalui oleh ananda kita lebih berat untuk generasi sekarang dari yang kami jalani dulu. Sebab dulu belum ada ujian kompetensi. Inilah yang menjadi momok menakutkan. Alhamdulillah ananda bisa melalui dengan hasil yang terbaik” terangnya.

(HUMAS)

SHARE ON